(Bagian II)
Selama ini, masyarakat hanya tahu bahwa Pemprov Lampung memiliki sarana wisata edukatif terkait kelestarian lingkungan berupa PKK Agropark yang ada di Sabah Balau, Tanjung Bintang, Lampung Selatan. Yang dalam momen-momen tertentu tampak “gumek”, namun setelahnya terkesan “mati suri”, meski tetap ada belasan orang yang berkutat kesehariannya disana.
Menelaah visi dan misi pengembangan PKK Agropark Lampung dituliskan: mewujudkan kebun sebagai taman yang terpadu dengan tempat rekreasi dan wahana wisata pendidikan berbasis pertanian yang bermanfaat bagi masyarakat khususnya di Provinsi Lampung.
Lalu apa saja fungsinya? Pertama: Kebun PKK Agropark Lampung menjadi lokasi kebun percontohan penanaman dan pengelolaan khususnya bidang hortikultura yang baik dan benar. Kedua: Penerapan Good Agricultural Practices, PKK Agropark Lampung menjadi contoh penerapan GAP, GHP, serta sistem budidaya tanaman yang ramah lingkungan.
Ketiga: Penangkaran benih di PKK Agropark didesain sebagai tempat perbanyakan dan konservasi varietas-varietas hortikultura yang unik, unggul, langka, dan memiliki nilai komersial. Keempat: Pemberdayaan kelembagaan PKK Agropark Lampung diharapkan juga dapat berfungsi sebagai pusat koordinasi dan manajemen kelembagaan hortikutura.
Kelima: Pemasaran hasil hortikultura, dimana PKK Agropark Lampung diharapkan dapat menjadi lokasi pemasaran hasil hortikultura. Dalam perkembangannya, PKK Agropark Lampung diharapkan juga dapat menjadi pusat informasi pemasaran hortikultura, pusat Informasi hasil hortikultura (Show Window), dan indikator penentuan harga jual produk hortikultura di tingkat produsen.
Keenam: PKK Agropark Lampung diharapkan dapat berfungsi sebagai tempat yang memberikan pembelajaran bagi masyarakat sekitar mengenai hortikultura dari mulai hilir. Ketujuh: PKK Agropark Lampung berfungsi sebagai tempat penelitian, dan penerapan pengembangan teknologi budidaya, pengendalian hama penyakit secara terpadu serta penanganan pascapanen.
Kedelapan: PKK Agropark Lampung dapat berfungsi sebagai pusat wisata keluarga, pusat wisata yang berbasis hortikultura (agro toursm & edutoursm): petik buah dan sayur, menanam, dan lain-lain. Kesembilan: PKK Agropark Lampung juga mendukung gerakan Go-Green.
Meski selama ini nyaris tanpa promosi, begitu pengakuan Mas Gun, namun setiap pekannya selalu ada elemen masyarakat yang memanfaatkan berbagai sarana di PKK Agropark untuk kegiatannya. Mulai dari pelajar, mahasiswa maupun masyarakat umum.
Berapa tarifnya? Untuk biaya masuk per-orang dikenai tarif Rp 3.000, sedangkan jika paket –memakai gedung- biayanya Rp 10.000 per-orang, sebagai jasa kebersihan dan parkir. Dengan catatan membawa makanan maupun minuman sendiri.
Diakui Mas Gun, hingga saat ini belum ada ketentuan tarif resmi mengenai biaya sewa gedung dan lain-lainnya. Karena terbentur belum adanya peraturan daerah (perda) terbaru.
Dengan banyaknya aktivitas masyarakat ke PKK Agropark itulah, target PAD Rp 12 juta pertahun, menurut Mas Gun, bisa direalisasikan.
Dikatakan, pada September mendatang direncanakan akan dilakukan panen perdana anggur Agropark.
“InsyaAllah kami akan undang Ketua TP PKK Lampung, Ibu Batin Wulan di acara tersebut,” tuturnya.
Lalu apa yang akan diwujudkan tim percepatan pengembangan PKK Agropark Lampung? “Revitalisasi fungsi aja prinsipnya,” kata Ir. Anshori Djausal, MT, sang ketua tim, Sabtu (16/8/2025) siang, dan mengajak para pegiat pertanian untuk berkontribusi.
Menurutnya, potensi PKK Agropark cukup baik, hanya perlu mengoptimalkan fungsinya. Lebih teknis adalah perbaikan tata letak.
Paman kandung Gubernur RMD ini telah menyiapkan siteplan Agropark Lampung. Dengan membagi vegetasi dan notasi. Dari situ tergambar sangat “menjualnya” lokasi wisata hijau itu ke depannya.
Dimata tokoh masyarakat, M. Shobir Toyib, keberadaan PKK Agropark bila dikelola dengan baik dan didesain apik, dapat menjadi objek wisata kuliner, wisata buah, dan edukasi pertanian, perkebunan, perikanan, serta perikanan plus dapat menjadi demplot.
“Jika Agropark dikelola secara profesional maka dapat memiliki income sendiri, dapat merawat dirinya sendiri. Kurun waktu lalu, Agropark ini hanya jadi simbol eksistensi PKK saja,” ucapnya.
Jika siteplan yang dibuat Anshori Djausal bisa diwujudkan oleh Pemprov Lampung, menurut Shobir, maka Agropark akan dirasakan keberadaannya oleh masyarakat. Namun, bila tetap dikelola seperti saat ini –dengan kondisi apa adanya- maka fungsinya seperti ada dan tiada.
Bakalkah Agropark Lampung menjadi icon wisata edukasi nan menarik? Biarlah waktu yang menjawabnya. Yang jelas, telah bermiliar-miliar uang rakyat lewat APBD Provinsi Lampung yang terpendam disana. (habis/kgm-1/inilampung)