Acara kerja sama dengan Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Unpad ini menghadirkan Dr. Baban Banita, M.Hum. (dosen Unpad) dan Dr. Ipit Saepidier Dimyati (dosen ISBI Bandung) ini berlangsung di Bale Rumawat Unpad Jl Dipati Ukur No.35 Bandung.
Dihubungi di Bandar Lampung, sastrawan asal Lampung ini mengatakan akan berangkat pada Minggu 17 Agustus 2025 malam.
Selain bedah buku puisi terbitan Lampung Literatur, Juni 2025, lanjut dia, akan diisi dengan pembacaan puisi oleh Fitri Angraini. “Ia akan membacakan satu puisi dari buku saya itu,” ujar Isbedy, Jumat 15 Agustus 2025 petang.
Kumpulan puisi penyair yang dijuluki Paus Sastra Lampung oleh H.B. Jassin ditulis dalam rentang waktu 2022-2025. Buku ini diterbitkan oleh Lampung Literatur pada Juni 2025. “Bedah buku di Unpad sekaligus tanda peluncuran,” kata Isbedy.
Ia menyiapkan 20 eksemplar “Menungguku Tiba” untuk dijual saat acara. “Mungkin saja peserta ada yang ingin mengoleksi, harga hanya Rp 80 ribu,* jelas dia.
Isbedy menambahkan, dirinya berterima kasih untuk dukungan kegiatan ini. Ia menyebut Prof Ganjar Kurnia, Dr Ipit, Dr. Baban, juga rekannya di antaranya IB Ilham Malik, Abduh Hakim, Yozi Rizal, Prof. Syarief Makhya, Kadis Perpustakaan Lampung, Dr. Fitrianita Damhuri.
Sebelumnya, Dr. Ipit menilai bahwa Isbedy berhasil mengolah bahasa sehari-hari menjadi kumpulan puisi yang tenang, meski membicarakan topik kematian.
“Membicarakan kematian perlu ada keberanian eksistensial dan kedalaman spiritual sehingga bisa diolah menjadi bahasa yang tidak klise atau romantisme berlebihan,” katanya.
Ipit menambahkan, karya Isbedy dalam "Menungguku Tiba" menampilkan tema kematian (maut) dengan tenang, hening, dan jernih.
“(Jadi) kumpulan puisi ini menunjukkan transisi batin penyair dari tubuh yang terkuras, cinta yang meluruh, rumah yang senyap, hingga kesiapan menerima takdir yang tak bisa terelakkan oleh semua orang,” jelas dosen teater tersebut.(bd/inilampung)