![]() |
ilustrasi (radarselatan) |
INILAMPUNGCOM -- Gubernur Rahmat Mirzani Djausal akan mengukuhkan Direksi BUMD PT Wahana Raharja (WR) dan PT Lampung Jasa Utama (LJU) dalam acara spesial yang dihelat di Ruang Rapat Utama Kantor Gubernur di Telukbetung, Selasa (30/9/2025).
Mengapa disebut acara spesial pengukuhan Direksi PT WR dan PT LJU yang dimulai pukul 10.30 Wib tersebut?
Tidak lain karena sedikitnya 30 petinggi di lingkungan Pemprov Lampung diundang untuk menyaksikan prosesinya, ditambah undangan yang telah ditentukan.
Diketahui, posisi Direktur Utama PT Wahana Raharja (WR) akan ditempati oleh Asep Muzaki, dan Yurita Sari sebagai direktur operasional. Sedangkan jabatan Direktur Utama PT LJU diisi oleh Oktavianus Yulia, dan Amri Zamani selaku direktur operasional. Keempatnya merupakan hasil seleksi terbuka yang dilakukan Pemprov Lampung beberapa waktu lalu.
![]() |
Asep Musaki, Dirut baru PT WR |
Berikut Profil Direksi
Harus diakui, nama keempat orang yang mulai Selasa (30/9/2025) pagi menjadi pengendali dua BUMD milik Pemprov Lampung itu, sangat asing pada sebagian besar masyarakat Lampung. Karenanya perlu ditampilkan profilnya.
1. Asep Muzaki, Direktur Utama PT WR:
Ia kelahiran Baturaja, 6 September 1985, lulusan S1 Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota dari Universitas Gajah Mada (2010), dan sedang kuliah S2 Manajemen di Unila (2024).
Ia aktif sebagai Direktur CV Embun Pagi Pesisir sejak 2022 hingga sekarang. Juga menjabat Direktur CV Simpang Berkah Utama, dan pemilik saham PT Juara Roti Indonesia.
2. Yurita Sari, Direktur Operasional PT WR:
Ia kelahiran Krui, 7 Oktober 1984. Lulusan S1 Teknik Informatika Universitas Teknokrat (2009), dan S2 Manajemen IPB (2015).
Memiliki pengalaman panjang di industri perbankan. Sejak 2024 hingga kini, ia menjabat Departement Head PT Bank Nano Syariah.
Pernah menduduki beberapa posisi strategis, diantaranya Senior Manager PT Sarana Multi Griya Financial (2023), Bisnis Manager PT Bank Muamalat (2016-2023), dan Asisten Manager di CIMB Niaga Syariah serta Bank Permata Syariah.
3. Oktavianus Yulia, Direktur Utama PT LJU:
Lahir di Jakarta 31 Oktober 1974, ia lulus S1 Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Telkom tahun 2022.
Berpengalaman dua dekade di bidang teknologi dan manajemen.
Sejak 2024 hingga saat ini menjabat CEO & Co Founder PT Tiga Mandiri Utama. Pernah di PT Inovasi Lintas Teknologi sejak 2020 hingga 2024, sebelumnya –tahun 2015 hingga 2022- di PT Wirakarya Teknologi Indonesia.
4. Amri Zamani, Direktur Operasional PT LJU:
Lahir di Jogjakarta tanggal 11 Juli 1988, ia lulusan S1 Psikologi dari UII tahun 2011, dan S2 Strategic Business dari UGM (2018).
Sejak 2023 hingga saat ini ia menjabat Head Operation PT Sinarmas, dan pemilik usaha Summerland sejak 2021 silam. Mulai bulan Januari 2025 lalu, ia menjadi CEO & Co Founder PT Asia Raya Group.
Kondisi WR & LJU
Bagaimana kondisi PT Wahana Raharja (WR) dan PT Lampung Jasa Utama (LJU) saat ini?
Mengacu data RPJMD Provinsi Lampung Tahun 2025-2029, diketahui bahwa PT WR selama lima tahun berturut-turut ke belakang, mengalami kerugian yang sangat signifikan.
Pada tahun 2018, kerugian yang dialami BUMD itu mencapai Rp 2,59 miliar, di tahun 2019 kerugiannya Rp 1,56 miliar, tahun 2020 besar ruginya mencapai Rp 2,21 miliar, di 2021 naik jumlah kerugiannya menjadi Rp 2,51 miliar, dan pada tahun 2022 mengalami kerugian Rp 1,88 miliar.
Pada tahun 2023 lalu ada perbaikan, bisa membukukan laba senilai Rp 75,48 juta. Dan menurun perolehan keuntungannya di tahun 2024 kemarin, yaitu hanya Rp 14,38 juta saja.
Masih mengacu pada data buku RPJMD Provinsi Lampung Tahun 2025-2029, ekuitas tertinggi PT WR dicapai pada tahun 2019 silam, yaitu sebesar Rp 9,22 miliar. Namun, terus mengalami penurunan, hingga menyentuh angka Rp 2,68 miliar pada tahun 2024 kemarin.
Aset PT WR pun mengalami penurunan cukup signifikan, bila di tahun 2019 silam berada di angka Rp 14,86 miliar, pada tahun 2024 kemarin tinggal Rp 7,69 miliar saja.
Diketahui bahwa pada tahun 2024 kemarin, pendapatan usaha PT WR mencapai angka Rp 6,49 miliar, dengan beban operasional Rp 1,61 miliar. Bila diperbandingkan dengan perolehan tahun 2018 silam memang lebih tinggi (Rp 5,35 miliar), namun beban operasional mengalami penurunan, dari Rp 3,38 miliar menjadi Rp 1,61 miliar saja.
Kondisi aset lancar juga terus mengalami penurunan. Jika di tahun 2018 silam berada pada posisi Rp 6,38 miliar, pada tahun 2024 kemarin menjadi Rp 4,46 miliar. Liabilitas pun anjlok, dari Rp 6,39 miliar pada 2018 lalu menjadi Rp 5,01 miliar di 2024 kemarin.
Bagaimana dengan PT LJU? Merunut pada Laporan Keuangan PT LJU (Perseroda) per 31 Desember 2024, diketahui BUMD ini memiliki utang usaha sebesar Rp 1.172.570.000, ditambah utang pajak Rp 180.287.289.
Bukan hanya itu, PT LJU juga mempunyai beban yang harus dibayar sebesar Rp 574.303.943. Dan sampai saat ini kantor BUMD tersebut masih menyewa aset Pemprov Lampung. Kantor di atas lahan seluas 1.174 m2 yang berada di Jln. Gatot Subroto, Pahoman, Bandarlampung, itu tercatat sebagai aset BPKAD dan di tahun 2024 lalu nilai reklasifikasi dari sewa PT LJU sebesar Rp 3.000.000.000. (kgm-1/inilampung)