![]() |
Ketua Satgas MBG Provinsi Lampung, Saipul (ist/inilampung) |
INILAMPUNGCOM - Badan Gizi Nasional (BGN) akhirnya berani bertindak tegas. Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang ditengarai menimbulkan masalah terhadap siswa penerima manfaat MBG, langsung dinonaktifkan.
Termasuk SPPG Penumangan, Tulang Bawang Tengah, Tulang Bawang Barat (Tubaba), dan SPPG Kotabumi, Lampung Utara. Diketahui, Senin (29/9/2025) kemarin, tujuh siswa SDN 06 Tulang Bawang Tengah, Tubaba, mengalami keracunan usai menyantap MBG dari SPPG setempat.
Sedangkan di Kotabumi, Lampung Utara (Lampura), sedikitnya 51 siswa SMAN 4 bertumbangan, dan harus menjalani perawatan di RSUD Ryacudu dan RS Handayani. Mereka ditengarai juga korban MBG, dimana diketahui sayur ayam yang disajikan telah berbau busuk, sebagai penyebab keracunan.
Dinonaktifkannya SPPG Penumangan, Tulang Bawang Tengah, Tubaba, dan SPPG Kotabumi, Lampura, itu diungkapkan Wakil Kepala BGN, Nanik S Deyang, Senin (29/9/2025) petang. Secara keseluruhan, SPPG yang saat ini dinonaktifkan kegiatannya sebanyak 56, termasuk dua di Lampung.
Menurut Nanik, penonaktifan SPPG itu merupakan bagian dari evaluasi menyeluruh guna mencegah terulangnya kasus serupa. BGN tidak ada kompromi dalam hal keselamatan masyarakat.
“Setiap SPPG wajib mematuhi standar keamanan pangan yang berlaku. Penonaktifan sementara ini adalah bagian dari evaluasi menyeluruh agar kasus serupa tidak kembali terjadi. Keselamatan masyarakat, khususnya anak-anak penerima MBG, menjadi prioritas utama,” tutur Nanik sebagaimana dikutip dari kompas.com.
Dikatakan, saat ini sampel makanan dari SPPG Penumangan, Tulang Bawang Tengah, Tubaba, dan SPPG Kotabumi, Lampura, beserta 54 SPPG lainnya se-Indonesia yang telah ditutup, sedang diuji oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“Hasil pemeriksaan nanti akan menjadi dasar dalam menentukan langkah lebih lanjut, baik berupa perbaikan, penguatan pengawasan, maupun sanksi bagi mitra penyelenggara yang terbukti lalai,” ujar Nanik S Deyang.
Ditekankan, langkah tegas ini untuk menjaga kepercayaan publik terhadap program MBG.
“BGN berkomitmen penuh mencegah insiden serupa terulang. Dengan penguatan pengawasan, kami berharap kepercayaan masyarakat terhadap program MBG tetap terjaga,” lanjutnya.
Sudah 644 Kasus
Diketahui, hingga hari Senin (29/9/2025) kemarin, setidaknya di seluruh wilayah Provinsi Lampung telah terjadi 644 kasus keracunan ditengarai akibat MBG.
Sebelumnya, Kamis (25/9/2025), Ketua Satgas MBG Provinsi Lampung, Saipul, mengungkapkan pada Agustus dan September telah terjadi 572 kasus keracunan berdasarkan laporan dari lima kabupaten. Yaitu di Tanggamus dengan korban 14 siswa, Lampung Timur 27 siswa, Bandarlampung 503 siswa, Lampung Utara 16 siswa, dan Metro 12 siswa.
Dengan kejadian pada hari Senin (29/9/2025) kemarin, di Lampung Utara bertambah 51 siswa dan Tubaba tujuh siswa, serta pada hari Jum’at (26/9/2025) lalu di Lampung Timur 14 siswa, maka total korban MBG di Lampung mencapai angka 644 siswa.
Menurut penelusuran inilampung.com, banyak korban MBG yang belum terdata oleh Satgas MBG. Itu sebabnya, banyak wali murid yang mempertanyakan apa kerja satgas jika kasus keracunan makanan masih terus berulang dan berulang.
Diantara yang belum terdata dan disampaikan oleh Saipul selaku Ketua Satgas MBG Provinsi Lampung adalah kasus keracunan yang menimpa 43 santri Ponpes Al-Islah, Mataram Baru, Lampung Timur, pada hari Selasa, 26 Agustus 2025 lalu, dan harus menjalani perawatan intensif di Puskesmas Bandar Sribawono dan Klinik Permata Keluarga. (kgm-1/inilampung)