INILAMPUNG.COM, Bandarlampung - Terjadinya keracunan terhadap 247 anak didik pada tiga sekolah di Kecamatan Sukabumi, Bandarlampung, juga belasan siswa di Lampung Utara, dan puluhan santri di Lampung Timur pada akhir Agustus lalu setelah melahap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG), disikapi serius oleh Pemprov Lampung.
Hari Rabu (10/9/2025) siang, Wagub Jihan Nurlela memimpin langsung rapat koordinasi terkait keamanan pangan, penanganan dan pencegahan keracunan makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) tingkat Provinsi Lampung.
Menurut Agenda Harian Gubernur Lampung, Rabu 10 September 2025, rapat koordinasi terkait persoalan MBG itu dilakukan secara virtual meeting mulai pukul 13.00 Wib. Peserta rapat terdiri dari Kepala Dinas Kesehatan Darwin Rusli, Kepala Dinas PMDes & Transmigrasi Saipul, dan Kepala Disdikbud Thomas Amirico.
Diberitakan sebelumnya, penyebab keracunannya 247 anak didik dari tiga sekolahan di Kecamatan Sukabumi, Kota Bandarlampung, usai mengonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG), hari Jum’at (29/8/2025) lalu, adalah adanya kontaminasi bakteri E.Coli.
“Hasil uji awal pada dapur katering penyedia MBG di Tirtayasa ditemukan kontaminasi bakteri Escherichia coli (E.coli) pada air bersih yang digunakan dalam proses pengolahan makanan,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Bandarlampung, Muhtadi A Tumenggung, Rabu (3/9/2025) pekan lalu.
Menurut dia, ditemukannya bakteri E.coli pada air bersih yang digunakan dalam proses pengolahan MBG itu setelah pihaknya bersama Dinas Pendidikan dan BPOM melakukan inspeksi ke lapangan, yaitu ke dapur katering penyedia MBG di kawasan Tirtayasa.
Diungkapkan, akibat keracunan usai mengonsumsi MBG, sebanyak 247 siswa yang terdampak, dan 12 diantaranya harus dirawat di rumah sakit dan puskesmas.
“Alhamdulillah, kondisi mereka kini berangsur membaik. Sebagian besar siswa lainnya menjalani rawat jalan dengan keluhan mual, muntah, dan pusing,” kata Muhtadi.
Meski dari uji awal ditemukan bakteri E.coli sebagai biang yang membuat ratusan anak didik keracunan, namun untuk memastikannya masih menunggu hasil laboratorium BPOM.
“Dari uji awal, airnya positif mengandung E.coli. Tapi kami masih menunggu hasil laboratorium BPOM untuk memastikan sumber utama pencemaran,” lanjut Muhtadi.
Selain temuan bakteri, Diskes juga menemukan pelanggaran standar higienitas di dapur penyedia katering, mulai dari ruang penyimpanan makanan hingga area pengolahan yang dinilai tidak memenuhi syarat kebersihan.
“Temuan ini langsung kami sampaikan ke Ketua SPPG (Sekolah Penyedia Program Gizi). Mereka sudah sepakat menghentikan sementara operasional dapur sampai seluruh standar sanitasi benar-benar terpenuhi,” ujarnya.
Terkait pembiayaan pengobatan, pemerintah kota memastikan seluruh korban ditangani gratis.
“Bagi siswa yang tidak bisa klaim BPJS, pemkot langsung mengambilalih biaya perawatan di fasilitas kesehatan milik pemerintah,” jelas Muhtadi.
Pasca keracunannya 247 anak didik dari tiga sekolah di Kecamatan Sukabumi ini, Dinas Kesehatan Bandarlampung menegaskan akan memperketat pengawasan terhadap seluruh penyedia makanan di sekolah untuk mencegah kasus serupa terulang.
“Keamanan pangan anak-anak sekolah adalah prioritas. Kami tidak akan kompromi soal sanitasi dan standar kebersihan,” ucap Muhtadi. (zal/inilampung)


