-->
Cari Berita

Breaking News

Buntut Temuan Beras Berkutu di Bulog, Kepala Badan Pangan ke Lampung

Dibaca : 0
 
INILAMPUNG
Jumat, 12 September 2025

Anggota Komisi IV DPR Irham Jafar Lan Putra dan Dwita Ria Gunadi berkunjung ke Gudang Bulog di Bandar Lampung. (RMOLLampung)


INILAMPUNGCOM - Temuan dua anggota Komisi IV DPR RI –keduanya asal Lampung yaitu Irham Jafar Lan Putra (PAN) dan Dwita Ria Gunadi (Gerindra)- saat melakukan kunjungan ke gudang Bulog di Campang Raya, Kecamatan Sukabumi, Bandarlampung, hari Kamis (11/9/2025) kemarin, sungguh mengejutkan.


Betapa tidak. Ribuan ton beras impor yang menumpuk di gudang Bulog Campang Raya itu ternyata telah diserang kutu atau berkutu.


Atas fakta tersebut, baik Irham Jafar Lan Putra maupun Dwita Ria Gunadi tampak terheran-heran. Pasalnya, ribuan ton beras impor asal Pakistan, Thailand, dan Myanmar itu kondisinya layak dipertanyakan untuk bisa dikonsumsi.


“Ini ada kutunya, kok bisa begini ya?” ucap Dwita Ria Gunadi, spontan.


Tak ayal, temuan mengejutkan dua anggota Komisi IV DPR RI itu sontak menjadi perbincangan publik. Dan membuat Kepala Badan Pangan Nasional pada hari Jum’at (12/9/2025) ini langsung datang ke Lampung.


Menurut Agenda Harian Gubernur Lampung, Jum’at 12 September 2025, Kepala Badan Pangan Nasional yang sampai di Lampung pukul 13.00 Wib tersebut akan langsung menuju gudang Bulog di Campang Raya, tempat ditemukannya ribuan ton beras impor yang telah berkutu oleh dua anggota DPR RI asal Lampung.


Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (KPTPH) Provinsi Lampung, Elvira Umihanni, dijadwalkan mendampingi Kepala Badan Pangan Nasional selama kunjungannya ke gudang Bulog untuk memastikan kondisi yang sebenarnya.


Terlalu Lama Disimpan

Publik pun bertanya-tanya dengan temuan ribuan ton beras impor yang telah berkutu di dalam gudang Bulog Campang Raya tersebut: apakah beras itu masih aman dikonsumsi.


Menurut ahli pangan, demikian dikutip dari netizenku.com, kutu pada beras bukan berarti beras itu rusak atau beracun. Kutu beras (sitophilus oryzae) adalah hama gudang yang biasa menyerang biji-bijian.


Ada beberapa faktor penyebabnya, seperti terlalu lamanya beras itu disimpan. Beras impor atau cadangan pemerintah, biasanya disimpan dalam jangka panjang. Semakin lama disimpan, semakin tinggi kemungkinan munculnya hama.


Penyebab beras berkutu juga dikarenakan masih ada telur kutu yang menempel. Setelah beberapa bulan, telur itu menetas.


Kelembaban dan suhu gudang yang tinggi dan sirkulasi udara kurang baik, bisa juga memicu berkembangnya kutu. Dan jika kemasan karung beras kurang rapat, serangga dari luar bisa masuk.


Bulog memiliki standar operasional untuk menjaga mutu beras agar tetap layak konsumsi meski disimpan lama. Beberapa langkah yang dilakukan antara lain dengan melakukan pemeriksaan rutin. Stok beras diperiksa secara berkala untuk memastikan kualitas dan mendeteksi adanya hama.


Jika ditemukan kutu, beras dibersihkan dengan blower (mesin penyedot/penyaring) agar butir beras kembali bersih sebelum dikemas ulang.


Bulog juga secara rutin melalukan pengendalian suhu dan kelembaban dengan merancang gudang dengan kelengkapan sistem ventilasi agar sirkulasi udara terjaga dan kelembaban stabil.


Selain itu, Bulog menerapkan prinsip first in, first out, yaitu beras yang masuk lebih dulu akan didistribusikan terlebih dahulu agar tidak terlalu lama mengendap.


Dalam kondisi tertentu, gudang dilakukan pengasapan dengan bahan yang aman sesuai standar pangan untuk membasmi serangga. (kgm-1/inilampung)

LIPSUS