![]() |
Bupati Lambar, Parosil Mabsus, menerima kunjungan Tenaga Ahli Kementerian Pertanian, Jum'at (19/9/2025) kemarin. (ist/inilampung) |
INILAMPUNGCOM - Bupati Lampung Barat, Parosil Mabsus, mengeluarkan uneg-unegnya atau curhat saat menerima kunjungan Tenaga Ahli Kementerian Pertanian di Sekolah Kopi, Kecamatan Sumber Jaya, Jum'at (19/9/2025) kemarin.
Diketahui, pertemuan Bupati Parosil dengan Tenaga Ahli Kementerian Pertanian yang dipimpin Hermansyah itu bertujuan untuk hilirisasi produk kopi agar memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi petani kopi di Lampung Barat.
Parosil mengakui, hadirnya Tenaga Ahli Kementerian Pertanian menjadikan motivasi dan harapan baru, karena masyarakat Lampung Barat 70 persen berprofesi sebagai petani kopi robusta.
"Dengan adanya pertemuan ini, saya berharap dukungan dan bantuan pihak Kementerian Pertanian agar ada pabrik pengolahan hasil pertanian kopi di Lampung Barat ke depannya," kata Parosil.
Sebab, lanjut Parosil, pentingnya mendorong petani kopi di Lampung Barat untuk tidak berhenti pada tahap produksi biji kopi mentah saja, tetapi juga melangkah ke tahap pengolahan dan pengemasan produk jadi yang siap bersaing di pasaran.
Lalu apa curhatan Parosil soal kopi? "Jika berbicara masalah hulunya, petani kopi di Lampung Barat ini cerdas-cerdas, produktivitas kopinya bagus-bagus, cara mengurus batang kopinya juga luar biasa. Sekarang ini yang menjadi masalah terkait hilirnya lemah," kata dia.
Terus terang Parosil mengaku kerap merasa sedih. Pasalnya, sejauh ini Kabupaten Lampung Barat yang sudah dikenal sebagai penghasil kopi terbesar di Provinsi Lampung, namun terkadang kabupaten lain yang mendapat nama di mata umum.
"Saya kadang merasa sedih, Lampung Barat yang memiliki kopi tetapi kabupaten lain yang memiliki nama, sedangkan yang benar-benar penghasil kopi terbesar di Lampung itu adalah Lampung Barat tetapi karena lemahnya hilirisasinya sehingga kabupaten lain yang mendapat nama," Parosil membeberkan curhatannya.
Menurut dia, industri hilirisasi kopi bisa menjadi solusi nyata bagi tantangan yang selama ini dihadapi petani, seperti harga jual yang tidak stabil. Dengan menjual produk olahan, petani punya daya tawar lebih dan bisa menikmati hasil yang lebih besar.
Sementara, Tenaga Ahli Kementerian Pertanian, Hermansyah, menyambut baik apa yang disampaikan Bupati Parosil. Ia mengaku pihaknya akan berupaya untuk merealisasikan apa yang menjadi usulan Pemkab Lampung Barat.
"Saya akan usahakan, untuk ke depan harapan saya akan ada komunikasi lanjutan dengan stakholder terkait dari Pemerintah Kabupaten Lampung Barat. Jika ini berjalan dengan lancar, nanti akan kita tentukan suatu wilayah yang dijadikan percontohan. Setelah berhasil nanti, bisa kita terapkan di seluruh wilayah Lampung Barat," ucap Heansyah. (zal/inilampung)