-->
Cari Berita

Breaking News

Diversivikasi Komoditas, PTPN I Kembangkan Kedelai dan Timun Jepang

Dibaca : 0
 
Senin, 15 September 2025

Edamame atau kedelai jepang. Foto. Ist.

INILAMPUNGCOM – PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I melalui anak usahanya, PT Mitra Tani Dua Tujuh (MTDT), mengembangkan tanaman edamame (kedelai Jepang) dan okra (timun Jepang) sebagai bagian dari strategi diversifikasi komoditas unggulan Holding Perkebunan Nusantara (PTPN Group).


Sejak tahun 2020, PT MTDT mengelola lahan seluas 450 hektare untuk menanam edamame dan okra, yang dibagi ke dalam tiga siklus tanam. Dari total produksi, sekitar 80 persen diekspor ke Jepang, Eropa, Australia, dan negara lainnya, sementara sebagian tersedia di pasar domestik dalam bentuk produk frozen di beberapa pasar modern.


Informasi ini disampaikan oleh Agus Subagio, Supervisor PT Mitra Tani Dua Tujuh (MTDT) Wilayah Barat, di Jakarta, Senin (8/9/25). Agus menegaskan bahwa langkah ini merupakan wujud implementasi mandat Holding Perkebunan Nusantara, di mana PTPN I sebagai Supporting Co memiliki peran dalam mengelola beragam komoditas non-inti.


“Sesuai misi dan visi PTPN I sebagai Supporting Co yang mendapat mandat PTPN Holding mengelola rupa-rupa komoditas, kami terus mencari peluang untuk menemukan profit centre baru. Edamame dan okra ini sangat prospektif karena 80 persen produksinya sudah terserap pasar ekspor, terutama ke Jepang. Kami optimistis dapat terus mengembangkannya,” ujar Agus.


Dengan siklus budidaya yang relatif singkat, yakni sekitar empat bulan dari tanam hingga panen, edamame dan okra dinilai memiliki prospek berkelanjutan. Untuk menjamin kontinuitas pasokan, PT MTDT membagi lahan 450 hektare ke dalam tiga siklus tanam, dengan penerapan teknik agronomi ketat, perawatan intensif, serta pengelolaan pascapanen sesuai standar mutu internasional.


Agus menjelaskan bahwa untuk menembus pasar ekspor, pihaknya menerapkan standar mutu pangan global yang sangat ketat, mulai dari proses budidaya di lapangan hingga pengemasan produk.


“Produk pangan yang masuk pasar internasional harus memenuhi standar tinggi, mulai dari higienitas, bebas pestisida, bebas kontaminan, hingga legalitas lahan. Alhamdulillah, kami telah memenuhi persyaratan tersebut, termasuk memperoleh sertifikat keamanan pangan internasional yang diakui,” jelas Agus.


Berdasarkan data produksi, ekspor edamame dan okra PT MTDT dalam bentuk frozen mencapai 8.437 ton pada 2020, 8.033 ton pada 2021, 8.294 ton pada 2022, dan 7.569 ton pada 2023. Selain edamame dan okra, perusahaan juga melakukan uji coba tanaman kentang manis dan buncis (ingen) sebagai bagian dari pencarian peluang usaha baru yang lebih prospektif.


“Kami terus mencari terobosan lain, misalnya dengan menanam kentang manis dan buncis. Walaupun masih terbatas, mudah-mudahan ke depan bisa diperluas,” tambah Agus.


Melalui inisiatif ini, Holding Perkebunan Nusantara menegaskan komitmennya untuk memperkuat diversifikasi komoditas, membuka pasar baru, dan menghadirkan nilai tambah bagi perusahaan serta masyarakat. (mfn/rls)

LIPSUS