![]() |
Reza Refenda dan alat pengering ciptaanya (ist/inilampung) |
INILAMPUNGCOM -- Gubernur
Rahmat Mirzani Djausal yang demikian getol bergerak untuk meningkatkan hasil
pertanian demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat petani dengan target
Lampung menjadi lumbung pangan nasional secara nyata di tahun 2027 mendatang,
tampaknya perlu melihat hasil karya alumni teknologi geologi Institut Teknologi
Sumatera (Itera) bernama Erza Refenza.
Mengapa
begitu? Karena Erza berhasil melahirkan inovasi pertanian nan apik, berupa
portabel solar bed dryer dan portabel hexaust bed dryer.
Hebatnya,
alat buatan Erza ini dirancang untuk mengeringkan hasil panen secara cepat,
merata, dan tidak bergantung pada kondisi cuaca.
Kita
semua tahu, selama ini petani di Provinsi Lampung masih mengandalkan metode
tradisional dengan menjemur gabah atau jagung di bawah sinar matahari.
Cara
tersebut sering terkendala hujan, mendung, atau serangan hama, sehingga
kualitas hasil panen menurun dan nilai jualnya berkurang.
“Petani
kita sering rugi karena gabah atau jagung yang basah tidak bisa cepat
dipasarkan. Dengan teknologi sederhana ini, mereka bisa lebih mandiri, efisien,
dan tidak lagi takut dengan cuaca,” kata Erza saat memperkenalkan alat
temuannya hari Senin (8/92025) kemarin.
Diketahui,
Gubernur Mirza telah membeli puluhan dryer selama beberapa bulan terakhir, dan
di 2025 ini direncanakan akan menambah sekitar 200 unit lagi. Tentu jika ia
serius mewujudkan ketahanan pangan, hasil karya alumni Itera yang merupakan
putra Lampung ini akan dilihat dan dijadikannya pilihan utama.
Memang
apa kelebihan portabel bed dryer yang dikembangkan Erza? Diantaranya:
1. Mudah
dipindahkan dirancang portabel, sehingga bisa digunakan di berbagai lokasi
pertanian. Efisiensi waktu mempercepat proses pengeringan dibandingkan metode
tradisional.
2. Meningkatkan
kualitas panen, hasil kering lebih merata, tahan lama, dan memiliki harga jual
lebih baik.
3.
Ramah lingkungan, menggunakan energi hemat dan bersih.
Erza
meyakini, teknologi buatannya ini dapat membantu petani Lampung menghadapi
tantangan pascapanen, sekaligus memperkuat posisi provinsi sebagai salah satu
lumbung pangan nasional.
Menurut
data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi Lampung pada 2024 mencapai
jutaan ton, namun persoalan pascapanen masih menjadi titik lemah yang berdampak
pada rendahnya daya saing produk.
Erza
menilai, inovasi di bidang pascapanen sama pentingnya dengan peningkatan
produksi di tingkat hulu.
“Saya
percaya, teknologi tepat guna yang sederhana justru bisa memberi dampak besar.
Portabel bed dryer ini diharapkan menjadi salah satu solusi nyata bagi petani
Lampung, sekaligus kontribusi anak muda daerah untuk negeri,” ujarnya.
Selain
menawarkan solusi teknis, Erza berharap inovasi ini mendapat dukungan dari
berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan lembaga pertanian.
Dikatakan,
dengan kolaborasi, alat ini bisa diproduksi lebih luas dan menjangkau petani di
berbagai kabupaten di Lampung.