![]() |
Nasib 10 guru honorer di SMKN Pulau Tabuan selama ini tidak diperhatikan Disdikbud Lampung. (ist/inilampung) |
INILAMPUNGCOM - Terungkapnya fakta 10 guru di SMKN Pulau Tabuan, Cukuh Balak, Kabupaten Tanggamus, hanya menerima honor Rp 100.000 sampai Rp 150.000 sebulan, adalah wujud lalainya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Lampung selama ini.
“Salah satu tugas Disdikbud adalah memastikan bahwa guru-guru honorer dibawah naungannya menerima honor yang layak. Dengan kenyataan ada 10 guru honorer di SMKN Pulau Tabuan hanya menerima honor maksimal Rp 150.000 sebulan, membuktikan selama ini Disdikbud Lampung telah lalai dalam menjalankan salah satu tugasnya,” kata Ketua Komunitas Minat Baca Indonesia (KMBI) Provinsi Lampung, Gunawan Handoko, dalam diskusi dengan inilampung.com, Sabtu (13/9/2025) malam.
Ia mengapresiasi langkah Kepala Disdikbud Lampung, Thomas Amirico, yang belakangan rajin roadshow ke daerah-daerah guna pemantapan dunia pendidikan menengah atas negeri. Dengan pola tersebut terungkap fakta adanya kekurangan-kekurangan di dunia pendidikan selama ini.
“Kalau kepala Disdikbud sekarang tidak turun ke SMKN Pulau Tabuan, kondisi mengenaskan para pendidik di sekolah negeri itu tidak akan diketahui. Dalam persoalan ini, harus dilakukan evaluasi serius terhadap Kepala Bidang SMKN, apa kerjanya hingga masalah sedemikian parah tidak diketahui,” lanjut Gunawan Handoko.
Dia menilai, persoalan guru honorer di SMKN Pulau Tabuan bisa saja terjadi pada sekolah menengah atas negeri dibawah naungan Disdikbud Lampung yang lain. Karenanya ia menyarankan kepada Kepala Disdikbud Thomas Amirico untuk terus sering-sering ke lapangan.
“Kami apresiasi kerja langsung ke lapangan, karena akan ditemukan berbagai persoalan pendidikan yang selama ini terjadi dan dibiarkan. Thomas memang harus berani melakukan perbaikan-perbaikan secara revolusioner kalau menginginkan terwujudnya pendidikan berkualitas seperti target Gubernur Mirza,” lanjut Gunawan.
Menurut dia, sebenarnya persoalan honorer bagi 10 guru SMKN Pulau Tabuan bisa diatasi dengan dana BOS. Dan hal tersebut dibenarkan dalam Permendikbudristek Nomor: 63 Tahun 2022. Persoalannya, sejak berdiri Juli tahun 2024 lalu sekolah tersebut belum pernah menerima dana BOS.
“Terus terang, ini yang aneh. Bagaimana mungkin sekolah negeri dibawah naungan sendiri tidak dapat dana BOS, sementara banyak sekolah swasta yang dikucuri dana BOS hingga miliaran. Permainan di dalam Disdikbud Lampung harus diakhiri. Disini Thomas Amirico harus berani bersikap tegas. Habisi praktik-praktik menganak-emaskan sekolah swasta selama ini yang mengorbankan kepentingan sekolah negeri, utamanya terkait kesejahteraan tenaga pendidikannya,” Gunawan menambahkan.
Secara spesifik ia menyarankan Kepala Disdikbud Lampung, Thomas Amirico, untuk mengusulkan pergantian Kepala Bidang SMK yang secara nyata tidak memperhatikan kesejahteraan tenaga pendidikan yang menjadi tanggungjawabnya.
“Sudah saatnya para kepala bidang di Disdikbud Lampung itu dimutasi. Masak iya, ada kabid sudah belasan tahun terus dipertahanin. Seperti tidak ada lagi ASN di lingkungan Pemprov Lampung yang bisa menjadi kabid di Disdikbud,” tegas Gunawan.
Seperti diberitakan sebelumnya, saat melakukan kunjungan kerja ke SMKN Pulau Tabuan, Cukuh Balak, Tanggamus, hari Jum’at (12/9/2025) lalu, Kepala Disdikbud Lampung, Thomas Amirico, sempat terbengong dalam keterheranan sekaligus keprihatinan.
Apa pasalnya? Kepala SMKN Pulau Tabuan, M. Ruzabari, mengungkap fakta jika semua guru di sekolah yang dipimpinnya berstatus honorer.
“Hanya saya yang PNS. Sedangkan 10 guru lainnya berstatus honorer. Bahkan satu di antaranya belum masuk dapodik karena terkendala sinyal saat melakukan penginputan data,” tutur M. Ruzabari.
Mendengar itu, dahi Kadisdikbud Thomas Amirico tampak mengerut. Pertanda ia berpikir keras. Lalu, Kepala SMKN Pulau Tabuan pun menjelaskan: “Honor guru kami masih sangat minim, yaitu Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu per bulan!”
Thomas Amirico spontan menengokkan wajahnya ke deretan para pendidik di SMKN Pulau Tabuan yang duduk didepannya. Dipandanginya para pendidik itu dengan sorot mata sendu. Seulas senyum kecut sempat terukir di bibir Kadisdikbud. Senyum keprihatinan. Kelihatan sekali, ia tidak menyangka akan menemukan kenyataan pahit itu.
M. Ruzabari menguraikan, selama ini SMKN Pulau Tabuan yang memiliki 50 anak didik –dan telah beroperasi sejak Juli 2024- belum pernah mendapat kucuran dana bantuan operasional sekolah alias BOS.
Lalu bagaimana membiayai operasional sekolah selama ini? “Untuk menutupi biaya operasional, seperti bayar listrik, ya swadaya masyarakat. Bahkan dibayarin oleh MKKS. Dan untuk honor guru pada bulan Juli sampai September ini dibantu oleh pak Kacabdin,” urai M. Ruzabari, blak-blakan.
Diketahui, SMKN Pulau Tabuan merupakan salah satu sarana pendidikan menengah atas negeri dibawah Disdikbud Lampung yang masuk dalam kategori daerah 3 T (Terjauh, Terluar, dan Tertinggal).
Perlu Kolaborasi
Kedatangan Kadisdikbud Lampung Thomas Amirico yang disambut di Dermaga Pulau Tabuan, Pekon Sawangbalak, itu guna meresmikan bangunan gedung SMKN Pulau Tabuan sekaligus melihat langsung proses kegiatan belajarnya, dan berdialog secara terbuka, baik dengan tenaga pendidik maupun para siswa-siswi.
Seusai mendengar curhatan Kepala SMKN Pulau Tabuan, M. Ruzabari, tentang minimnya honor yang diterima guru di tempatnya –antara Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu sebulan-, dengan suara masih diselimuti keprihatinan Thomas menyatakan akan mengupayakan guru di sekolah itu masuk dalam program Lampung Mengajar, agar bisa mendapatkan tambahan insentif.
Sedangkan mengenai masih minimnya jumlah siswa di SMKN Pulau Tabuan, Thomas berharap ada kolaborasi antara SD dan SMP Satu Atap Pulau Tabuan.
“Harus ada kolaborasi, SD hingga SMP Satu Atap. Sehingga jumlah anak tidak sekolah (ATS) bisa kita turunkan. Dan yang lulus SMP ini harus difasilitasi untuk melanjutkan ke jenjang SMKN,” tutur Thomas Amirico.
Kepada para anak didik SMKN Pulau Tabuan, Thomas membangun motivasi dengan penuh semangat agar ke depannya mereka bisa masuk perguruan tinggi atau ke pendidikan kedinasan.
“Sekarang ini saatnya anak-anak semua berjuang keras dalam belajar. Bangun keyakinan dengan cita-cita yang tinggi. Harus lahir dari Pulau Tabuan ini anak-anak yang sukses nantinya. Peluang besar di depan, jangan disia-siakan,” kata Thomas memotivasi siswa-siswi SMKN Pulau Tabuan. (zal/inilampung)