-->
Cari Berita

Breaking News

Kadisdikbud Terbengong: Guru SMKN Berhonor Rp 150.000 Sebulan

Dibaca : 0
 
INILAMPUNG
Sabtu, 13 September 2025

Kadisdikbud Lampung, Thomas Amirico, Jum'at (12/9/2025) ke Pulau Tabuan. (ist/inilampung)


INILAMPUNGCOM - Belakangan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Provinsi Lampung, Thomas Amirico, rajin roadshow ke daerah-daerah guna pemantapan dunia pendidikan menengah atas negeri. Mulai dari pejabat pengelola lembaga pendidikan, tenaga pendidik hingga anak didik, ia temui. Tidak jarang ia berdiskusi serius, mencari solusi saat ada masalah krusial di lapangan.


Namun yang dialami Kadisdikbud Thomas Amirico hari Jum’at (12/9/2025) kemarin dipastikan akan sangat membekas dalam pikiran dan jiwanya. Betapa tidak. Saat melakukan roadshow ke SMKN Pulau Tabuan, Kecamatan Cukuh Balak, Kabupaten Tanggamus, mantan Sekretaris DPRD Lampung Selatan itu dibuat terbengong dalam keterheranan sekaligus keprihatinan.


Apa pasalnya? Kepala SMKN Pulau Tabuan, M. Ruzabari, mengungkap fakta jika semua guru di sekolah yang dipimpinnya berstatus honorer.


“Hanya saya yang PNS. Sedangkan 10 guru lainnya berstatus honorer. Bahkan satu di antaranya belum masuk dapodik karena terkendala sinyal saat melakukan penginputan data,” tutur M. Ruzabari sebagaimana dikutip dari lampungnewspaper.disway.id.


Mendengar itu, dahi Kadisdikbud Thomas Amirico tampak mengerut. Pertanda ia berpikir keras. Lalu, Kepala SMKN Pulau Tabuan pun menjelaskan: “Honor guru kami masih sangat minim, yaitu Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu per bulan!”


Thomas Amirico spontan menengokkan wajahnya ke deretan para pendidik di SMKN Pulau Tabuan yang duduk didepannya. Dipandanginya para pendidik itu dengan sorot mata sendu. Seulas senyum kecut sempat terukir di bibir Kadisdikbud. Senyum keprihatinan. Kelihatan sekali, ia tidak menyangka akan menemukan kenyataan pahit itu.


M. Ruzabari menguraikan, selama ini SMKN Pulau Tabuan yang memiliki 50 anak didik –dan telah beroperasi sejak Juli 2024- belum pernah mendapat kucuran dana bantuan operasional sekolah alias BOS.


Lalu bagaimana membiayai operasional sekolah selama ini? “Untuk menutupi biaya operasional, seperti bayar listrik, ya swadaya masyarakat. Bahkan dibayarin oleh MKKS. Dan untuk honor guru pada bulan Juli sampai September ini dibantu oleh pak Kacabdin,” urai M. Ruzabari, blak-blakan.


Diketahui, SMKN Pulau Tabuan merupakan salah satu sarana pendidikan menengah atas negeri dibawah Disdikbud Lampung yang masuk dalam kategori daerah 3 T (Terjauh, Terluar, dan Tertinggal).


Perlu Kolaborasi

Kedatangan Kadisdikbud Lampung Thomas Amirico yang disambut di Dermaga Pulau Tabuan, Pekon Sawangbalak, itu guna meresmikan bangunan gedung SMKN Pulau Tabuan sekaligus melihat langsung proses kegiatan belajarnya, dan berdialog secara terbuka, baik dengan tenaga pendidik maupun para siswa-siswi.


Seusai mendengar curhatan Kepala SMKN Pulau Tabuan, M. Ruzabari, tentang minimnya honor yang diterima guru di tempatnya –antara Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu sebulan-, dengan suara masih diselimuti keprihatinan Thomas menyatakan akan mengupayakan guru di sekolah itu masuk dalam program Lampung Mengajar, agar bisa mendapatkan tambahan insentif.


Sedangkan mengenai masih minimnya jumlah siswa di SMKN Pulau Tabuan, Thomas berharap ada kolaborasi antara SD dan SMP Satu Atap Pulau Tabuan.


“Harus ada kolaborasi, SD hingga SMP Satu Atap. Sehingga jumlah anak tidak sekolah (ATS) bisa kita turunkan. Dan yang lulus SMP ini harus difasilitasi untuk melanjutkan ke jenjang SMKN,” tutur Thomas Amirico.


Kepada para anak didik SMKN Pulau Tabuan, Thomas membangun motivasi dengan penuh semangat agar ke depannya mereka bisa masuk perguruan tinggi atau ke pendidikan kedinasan.


“Sekarang ini saatnya anak-anak semua berjuang keras dalam belajar. Bangun keyakinan dengan cita-cita yang tinggi. Harus lahir dari Pulau Tabuan ini anak-anak yang sukses nantinya. Peluang besar di depan, jangan disia-siakan,” kata Thomas memotivasi siswa-siswi SMKN Pulau Tabuan. (zal/inilampung)

LIPSUS