-->
Cari Berita

Breaking News

Semaan Puisi Hadirkan Jamal D. Rahman

Dibaca : 0
 
Rabu, 24 September 2025



INILAMPUNG.COM, Jakarta -- Di tengah arus karya sastra yang kian membanjir, sebuah senjang menganga tak terhindarkan: minimnya kritik sastra yang mumpuni. Jurang inilah yang coba dijembatani oleh Semaan Puisi, sebuah komunitas literasi yang tahun ini menjadi bagian dari program Penguatan Komunitas Sastra yang diinisiasi oleh Kementerian Kebudayaan. Sebagai upaya untuk mengisi kekosongan tersebut, Semaan Puisi akan menggelar diskusi buku kritik sastra pada Sabtu, 27 September 2025.

Dalam Perhelatan diskusi tersebut, Semaan Puisi akan menghadirkan sastrawan terkemuka Indonesia, Jamal D. Rahman, untuk mengupas tuntas buku "Jalan Kritik Sastra: Aplikasi Teori Poskolonial hingga Ekokritik."

Acara diskusi ini merupakan bagian dari program Penguatan Komunitas Sastra yang diinisiasi oleh Kementerian Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan. Sepanjang September hingga Oktober, Semaan Puisi secara konsisten memilih buku-buku sastra yang telah mendapat penghargaan, bukan sekadar untuk mengapresiasi, melainkan untuk menggali lebih dalam “resep” di balik kualitas sebuah karya.

Menurut Angin Kamajaya, pendiri dan pengasuh Semaan Puisi yang juga seorang dosen sastra di Universitas Pamulang, diskusi-diskusi semacam ini bukan sekadar penting, melainkan sebuah keniscayaan. "Adanya diskusi sastra itu tidak hanya penting, tapi menjadi keniscayaan di tengah ketidakimbangan antara karya sastra dan kritik sastra," ujar Angin, yang juga akan bertindak sebagai moderator dalam acara ini.

Forum diskusi ini secara spesifik akan membedah buku karya Yusri Fajar, yang salah satu fokusnya menyoroti minimnya kritikus sastra handal di Indonesia. Sejak berpulangnya sang Paus Sastra, H.B. Jassin, ruang kritik sastra seolah kehilangan nakhoda. Minimnya kritikus yang tekun dan konsisten ini, menurut Yusri dalam bukunya, berdampak langsung pada tergerusnya "pergulatan" intelektual di dunia sastra itu sendiri.

Untuk membahas persoalan pelik itulah, Semaan Puisi menghadirkan narasumber yang kredibilitasnya tak perlu diragukan lagi: Jamal D. Rahman. Ia bukan hanya dikenal luas sebagai penyair yang karyanya telah diterjemahkan ke berbagai bahasa tetapi juga sebagai intelektual yang intens menulis catatan kebudayaan di majalah Horison, tak terkecuali tentang kritik sastra. Kehadiran sosok yang pernah mengkampanyekan pentingnya membaca dan menulis lewat program Sastrawan Bicara, Siswa Bertanya (SBSB) ini diharapkan dapat membuka cakrawala baru tentang masa depan kritik sastra di Tanah Air.

Dalam setiap perhelatan diskusi, Semaan Puisi juga sengaja menggandeng anak-anak muda Gen-Z dari Karang Taruna RW 08 Kompleks Taman Serua, dengan maksud mensosialisasikan pentingnya buku sastra. Hal ini juga pernah dilakukan dalam diskusi sebelumnya saat menggelar diskusi buku lain, di antaranya cerpenis Sasti Gotama dengan karyanya "Akhir Sang Gajah di Bukit Kupu-Kupu."

Diskusi buku "Jalan Kritik Sastra: Aplikasi Teori Poskolonial hingga Ekokritik" akan berlangsung pada Sabtu, 27 September 2025, pukul 15.30 hingga 18.00 WIB. Bertempat di Al-Zastrouw Library x adakopi satulagi, acara ini menjadi ajakan terbuka bagi siapa saja yang peduli dan ingin terlibat dalam merawat denyut jantung literasi Indonesia.(bd/inilampung)

LIPSUS