-->
Cari Berita

Breaking News

Gubernur Mirza Bahas Investasi Biethanol, Jadi Solusi Soal Singkong?

Dibaca : 0
 
INILAMPUNG
Kamis, 23 Oktober 2025

 

Gubernur Rahmat Mirzani Djausal (ist/inilampung)

INILAMPUNGCOM - Upaya mendatangkan investor ke Lampung terus diseriusi Gubernur Rahmat Mirzani Djausal. Kamis (23/10/2025) sore ini, rencana investasi biethanol yang dibahasnya.


Menurut Agenda Harian Gubernur Lampung, Kamis 23 Oktober 2025, petang nanti Gubernur Mirza mengikuti rapat koordinasi pembahasan percepatan investasi biethanol di Gedung Ismail Saleh Lt III Ruang Haunatas, Kementerian Investasi dan Hilirisasi, di Jakarta Selatan. 


Guna memanfaatkan rakor tersebut untuk menarik investor ke Lampung, Gubernur Mirza membawa beberapa pejabat terkait. Mulai dari Asisten Ekubang Mulyadi Irsan, Kadis Penanaman Modal & PTSP Intizam, Kadis Perindag Evie Fatmawaty, serta Kadis Koperasi & UKM Samsurijal.


Sebelumnya, hari Senin (20/10/2025) lalu Gubernur Mirza meresmikan Lampung Refinery PT Pacrim Nusantara Lestari Foods, sekaligus menandai perjalanan 50 tahun Cargill beroperasi di Indonesia, di Cargill Main Office, Kecamatan Panjang, Bandarlampung.


Gubernur Mirza menyampaikan rasa bangga dan apresiasi atas kehadiran Cargill di Provinsi Lampung. Ia menyebutkan bahwa investasi perusahaan berskala global ini menegaskan posisi Lampung sebagai daerah yang memiliki potensi besar, baik dari sisi sumber daya alam, tenaga kerja, maupun infrastruktur yang mendukung. Lampung juga telah menjadi pilihan strategis bagi investasi global.

 

Gubernur Mirza mengungkapkan, Lampung sedang bergerak cepat dari sentra produksi pertanian menuju pusat industri pengolahan. Menurutnya, keberadaan Lampung Refinery menjadi bukti nyata transformasi ekonomi daerah menuju sektor industri bernilai tambah.


“Saat ini, sekitar 30 persen PDRB Lampung berasal dari sektor pertanian dan perkebunan, sementara industri pengolahan baru mencapai 19 persen. Kedepan, Pemerintah Provinsi Lampung menargetkan peningkatan signifikan pada sektor industri pengolahan,” ujarnya.


Gubernur juga menyoroti pentingnya keberadaan fasilitas refinery bagi petani lokal. Dengan sekitar 190 ribu hektare kebun kelapa sawit di Lampung, Gubernur menyebut, sebagian besar diusahakan oleh rakyat. Dengan adanya Lampung Refinery, rantai pasok akan menjadi lebih efisien, harga lebih stabil, dan petani memperoleh manfaat ekonomi yang lebih besar.


“Refinery ini akan menjadi daya ungkit bagi petani, menstabilkan harga, serta mendorong semangat replanting,” ungkapnya. (zal/inilampung)

LIPSUS