![]() |
| Thomas Amirico ditengah keluarga Misna Megawati, Rabu (22/10/2025) petang. (ist/inilampung) |
INILAMPUNGCOM - Masalah berbuah berkah. Kata itu layak dituliskan sebagai penilaian atas sepenggal nasib yang dialami Gina Dwi Sartika.
Diketahui, remaja putri berusia 16 tahun ini sempat merasa harapan akan masa depan cemerlang yang ia tengah lakoni perjuangannya, berhenti di tengah jalan.
Ia tak kuasa menahan olok-olokann para temannya di SMPN 13 Bandarlampung, yang terus menerus mengibaskan kata penuh ejekan tentang profesi sang ibu sebagai pemulung.
Akhirnya, ia pun memilih pindah. Ke PKBM di kawasan Kemiling. Sambil membantu mengurus keempat adiknya.
Entah siapa yang memulai, sepenggal kisah kehidupan Gina -yang diposisikan sebagai korban perundungan- mencuat ke media sosial.
Tidak perlu berlama-lama kabar memilukan itu berseliweran di udara, langsung tertangkap oleh radar Gubernur Rahmat Mirzani Djausal.
Spontan, Gubernur Mirza memerintahkan Kepala Disdikbud Provinsi Lampung, Thomas Amirico, untuk memberi "belaian kasih sayang" pemerintah kepada rakyatnya: Gina Dwi Sartika, remaja putri yang masih mempunyai banyak peluang untuk mengukir masa depan nan gemilang dan menuliskan namanya dengan huruf-huruf besar sebagai wujud kesuksesan dan kebanggaan.
Di dada Gubernur Mirza bergemuruh satu keinginan: Gina harus meneruskan sekolahnya demi mengangkat harkat martabat keluarganya, menyudahi cerita pilu profesi sang ibu: Misna Megawati, yang kesehariannya berkeliling kampung. Memungut barang-barang rongsokan.
Perintah Gubernur Mirza kepada Kadisdikbud Thomas Amirico, singkat padat: “Pastikan Gina kembali bersekolah.”
Tanpa berlama-lama, Thomas Amirico pun datang ke rumah sederhana keluarga Gina di Bandarlampung, Rabu (20/10/2025) petang.
Dihadapan Misna dan ketiga anaknya, ia menyampaikan pesan pribadi Gubernur Mirza.
“Bapak Gubernur berpesan, kalian harus kuat dan terus semangat. Jangan minder. Pemerintah akan bantu agar kalian bisa sekolah sampai tamat,” ucap Thomas, suaranya lembut namun menunjukkan ketegasan.
Di ruang tamu berdinding papan itu, Misna menunduk, suaranya parau, menahan haru.
“Saya tidak menyangka Bapak Gubernur sampai peduli dengan anak saya. Terima kasih, saya cuma ingin anak-anak saya sekolah lagi,” kata Misna. Dan menitiklah air matanya.
Pemprov Lampung yang diwakili Thomas Amirico tak hanya datang membawa pesan moral. Bantuan pendidikan dan kebutuhan sekolah pun diberikan, lengkap dengan komitmen menanggung biaya sekolah Gina dan dua adiknya hingga SMA.
“Bapak Gubernur tidak ingin ada anak Lampung yang putus sekolah hanya karena miskin atau malu dengan keadaan,” ujar Thomas.
Kedatangan Thomas ke rumah Misna Megawati sesuai perintah Gubernur Mirza ini menegaskan komitmen bahwa: Negara harus hadir pada situasi seperti ini.
Gubernur juga berpesan agar kisah Gina menjadi pengingat bagi semua pihak. Bahwa perundungan dalam bentuk apa pun bisa menghancurkan masa depan seorang anak.
“Tidak boleh ada lagi anak yang dipermalukan karena pekerjaan orang tuanya. Semua anak berhak bermimpi,” kata Thomas mengutip pesan sang Gubernur.
Kini, setelah kunjungan itu, Gina mulai tersenyum lagi. Ia kembali membuka buku-buku yang dulu ditinggalkannya.
Memang, di matanya masih ada sisa tatapan getir, tapi juga mulai hadir kilatan semangat penuh harapan baru: harapan yang lahir dari kepedulian dan tangan-tangan yang mau turun menyentuh luka kecil di hati seorang anak.
Hari ini, Gubernur Mirza dengan kepeduliannya bukan hanya menyelamatkan masa depan Gina, namun mengajarkan kepada kita semua untuk menyudahi perilaku merendahkan antarsesama. (kgm-1/inilampung)


