INILAMPUNGCOM --- Hari Rabu (1/10/2025) ini muncul di berbagai media mengenai adanya SMA Terbuka. Ide baru nan mencengangkan ini guna mengatasi rendahnya indeks pembangunan manusia (IPM) di Provinsi Lampung.
Dan SMA Terbuka ini dikhususkan bagi anak putus sekolah atau pelajar yang tidak sempat menyelesaikan pendidikan setingkat SMA.
Bagaimana sebenarnya konsep SMA Terbuka itu?
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Lampung, Thomas Amirico, sebagai sosok yang melahirkan ide tersebut membeberkannya dalam wawancara khusus dengan Fajrun Nadjah Ahmad dari inilampung.com melalui telepon, Rabu (1/10/2025) siang.
Berikut petikannya:
Bisa Anda jelaskan, apa yang melatarbelakangi lahirnya ide SMA Terbuka yang hari ini menjadi perbincangan publik?
Jadi begini, saya diamanahi oleh pak Gubernur (Rahmat Mirzani Djausal, red) untuk mewujudkan keinginan Beliau agar tidak ada lagi anak di Lampung yang putus sekolah. Menurut Beliau, hal itu sebagai salah satu cara untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) kita.
Lalu, apa yang Anda lakukan setelah mendapat amanah tersebut?
Tentu saja saya berpikir keras sejak mendapat amanah tersebut. Saya baca berbagai referensi dan juga diskusi dengan banyak tokoh pendidikan. Hampir semuanya sama solusinya, diantaranya menambah sarana pendidikan atau sekolah.
Anda tidak puas dengan solusi yang ditawarkan?
Bukan soal puas atau tidak puas ya. Semua pengetahuan dan pemikiran yang ada, saya jadikan bekal untuk terus mencari solusi terbaik dari yang baik.
Bagaimana akhirnya bisa muncul ide melahirkan SMA Terbuka itu?
Jadi, suatu saat saya diminta menjadi pemateri pada sebuah acara yang diadakan oleh Universitas Terbuka (UT). Waktu itu acaranya di Hotel Horison. Setelah acara, ketika menuju kantor, di mobil saya berpikir; kalau UT saja bisa melahirkan alumni ribuan dengan sistem belajar mengajar yang demikian fleksibel dalam hal sarana prasarana dan menjadi solusi konkret untuk banyak orang yang terbatas waktu kuliahnya, kenapa untuk sekolah tingkat menengah atas tidak bisa.
Darisitulah lahir ide SMA Terbuka itu, begitu?
Iya, itulah asal-muasal lahirnya ide SMA Terbuka. Setelah saya memberi materi di acara Universitas Terbuka. Terus saya diskusikan ide tersebut dengan berbagai pihak. Alhamdulillah, diterima. Tentu setelah melalui adu argumen dan banyak pertimbangan ya.
Bagaimana dengan regulasinya?
Alhamdulillah semuanya dilancarkan. Peraturan Gubernur (Pergub)-nya sudah selesai, sekarang sedang dikaji oleh Kemendagri. Kementerian Pendidikan juga sudah oke. InshaAllah pada tahun 2026 nanti SMA Terbuka ini sudah bisa wujudkan.
Bagaimana dengan kebutuhan dana atau sarananya?
Jadi begini ya, yang dimaksud SMA Terbuka ini bukan berarti membangun sekolah baru, bukan begitu. Tapi menggunakan sarana yang sudah ada dan nanti di-cluster-cluster sesuai dengan potensi anak putus sekolah di wilayah tersebut. Kalau soal dananya, bisa menggunakan dana BOS, karena sekolah ini masuk dalam Dapodik.
Pola pendidikannya bagaimana?
Itu tadi, kita pakai cluster-cluster sesuai potensi anak putus sekolah yang ada di satu wilayah. Misalnya, di Kota Bandarlampung, bisa menggunakan sarana yang ada di SMAN 7, atau di Mesuji memakai gedung SMAN 1, dan sebagainya. Intinya, menginduk pada SMAN terdekat. Atau bisa juga di rumah-rumah warga. Nantinya kan dibentuk semacam komunitas.
Pola pendidikan SMA Terbuka ini mirip home schoolling, begitu?
Ya semacam itulah. Atau seperti Paket C. Dengan begitu, semua anak putus sekolah atau pelajar yang belum sempat menyelesaikan pendidikan setingkat SMA yang ada di suatu wilayah, akan dapat meneruskan pendidikannya hingga lulus SMA.
Anda optimis adanya SMA Terbuka ini akan mampu meningkatkan IPM yang masih rendah?
Tentu saja saya optimis, dan ini kan salah satu dari banyak upaya yang dilakukan Pemprov Lampung untuk meningkatkan IPM kita. Dan memang tujuan utamanya adalah untuk mengatasi berbagai keterbatasan yang membuat anak putus sekolah atau tidak sempat menyelesaikan pendidikan setingkat SMA-nya. Dan ini sesuai komitmen pak Gubernur bahwa anak Lampung tidak boleh tertinggal dalam pendidikan.
Menurut Anda, apa saja yang membuat anak putus sekolah?
Wah, kalau itu banyak faktornya ya. Yang pasti, bukan soal kemiskinan saja penghambat anak tidak melanjutkan pendidikannya. Bisa saja karena sudah bekerja dan lain sebagainya. Maka, kita siapkan sarana pendidikan ini, dan bisa belajar dimana saja. Sesuai dengan kesepakatan komunitasnya.
Benarkah semuanya gratis?
Iya, semua yang mengikuti pendidikan di SMA Terbuka ini tanpa biaya atau gratis. Nanti kita gunakan dana BOS untuk operasionalnya, dan itu diperbolehkan oleh ketentuan perundang-undangan.
Mengenai persyaratan pendaftarannya bagaimana?
Simpel saja kok. Cukup calon siswa membawa ijazah SMP dan datang ke SMAN terdekat atau langsung ke kantor Disdikbud Provinsi Lampung. Jadi, nggak pakai ribet.
Adakah target berapa banyak anak putus sekolah yang menjadi siswa SMA Terbuka?
Kita sedang data per kabupaten dan kota di Lampung ini anak putus sekolah atau pelajar yang belum sempat menyelesaikan pendidikan setingkat SMA-nya.
Nanti ada tim yang menyampaikan kepada mereka tentang adanya kesempatan meneruskan pendidikan melalui SMA Terbuka ini. Mengenai target, tentu sebanyak-banyaknya ya. Karena ini upaya konkret meningkatkan IPM kita yang masih rendah. Jadi semua pihak terkait memang harus berjuang maksimal untuk mewujudkannya. (kgm-1/inilampung)