-->
Cari Berita

Breaking News

Aksi Soal Proyek Revitalisasi: Gerindra Dukung Transparansi, Golkar Minta Bukti

Dibaca : 0
 
INILAMPUNG
Rabu, 12 November 2025

Lembaga Pemantau Kebijakan Publik (Lapak) menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Kota Bandarlampung, Rabu (12/11/2025) pagi.

 

INILAMPUNGCOM - Puluhan massa yang tergabung dalam Lembaga Pemantau Kebijakan Publik (Lapak) menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Kota Bandarlampung, Rabu (12/11/2025) pagi.


Mereka menyoal dugaan keterlibatan salah satu oknum anggota DPRD Bandarlampung dalam proyek revitalisasi sekolah dasar tahun anggaran 2025.


Ketua Lapak, Nova Andra, mengaku pihaknya menerima banyak laporan dari masyarakat dan tenaga kerja proyek tentang adanya praktik intervensi politik dalam pelaksanaan proyek rehabilitasi dan revitalisasi sekolah yang bersumber dari anggaran pemerintah pusat.


“Kami mendapat laporan bahwa ada keterlibatan oknum anggota Dewan yang ikut bermain dalam proyek di beberapa sekolah, di antaranya SDN 1 Rajabasa, SDN 2 Rajabasa, dan SDN 2 Batu Putu. Ini jelas menciderai prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran publik,” ujar Nova dalam orasinya.


Ia mendesak pimpinan DPRD agar tidak menutup mata. Nova menilai, jika praktik seperti ini dibiarkan, kepercayaan masyarakat terhadap lembaga legislatif akan terus tergerus.


“Kalau DPRD diam, ini bisa jadi preseden buruk. Kami ingin semua pihak yang terlibat diperiksa secara terbuka agar masyarakat tahu siapa yang bermain di balik proyek-proyek pendidikan itu,” tegasnya.


Aksi Lapak tersebut mendapat respon cepat dari Ketua Fraksi Gerindra DPRD Kota Bandarlampung, Dewi Mayang Suri, yang turun langsung menemui para pengunjuk rasa.


Ia membenarkan bahwa Fraksi Gerindra telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah sekolah penerima bantuan revitalisasi dan menemukan beberapa kejanggalan dalam proses pembangunannya.



“Kami memang sudah melakukan sidak. Namun, untuk memanggil pihak-pihak terkait bukan kewenangan fraksi secara langsung. Itu ranah Badan Kehormatan (BK) DPRD,” kata Mayang.


Ditegaskan, Fraksi Gerindra mendukung langkah transparansi dan akan mendorong agar temuan di lapangan dibahas secara resmi dalam rapat internal DPRD.


Sementara Yuhadi, anggota DPRD dari Fraksi Golkar yang juga duduk di Badan Kehormatan (BK), menyampaikan bahwa setiap tuduhan harus disertai bukti kuat sebelum dilakukan pemanggilan atau pemeriksaan terhadap anggota Dewan yang disebut terlibat.


“Kalau memang benar ada keterlibatan oknum Dewan, kami siap memanggil pihak-pihak terkait, baik kepala sekolah maupun anggota Dewan yang bersangkutan. Tapi semua harus berdasarkan bukti yang kuat,” kata mantan Ketua DPD II Partai Golkar Bandarlampung itu.


Menurut seorang pengunjukrasa, apa disampaikan Yuhadi adalah upaya mengaburkan persoalan yang sebenarnya. Karena oknum anggota DPRD yang disebut-sebut "bermain" dalam proyek revitalisasi sekolah berasal dari Fraksi Partai Golkar.


Diketahui, dalam aksinya, massa Lapak membawa sejumlah spanduk, diantaranya bertuliskan:


“Komisi IV Harus Transparan Revitalisasi Sekolah Bandar Lampung”, dan


“Periksa Kepala Sekolah Penerima Bantuan Revitalisasi Bandar Lampung.”


Nova menegaskan, pihaknya akan terus mengawal kasus ini hingga tuntas. Jika DPRD tidak bergerak, Lapak siap melaporkan penyimpangan tersebut ke Inspektorat dan Kejaksaan Negeri Bandarlampung.


“Kami tidak akan berhenti di sini. Kalau DPRD tidak berani mengambil tindakan, kami akan membawa data ini ke penegak hukum. Jangan jadikan proyek pendidikan sebagai ladang keuntungan politik,” tutupnya. (zal/inilampung)

LIPSUS