INILAMPUNGCOM --- Menyambut pelaksanaan Ijtima Akbar dan Doa Kebangsaan dari Indonesia untuk Dunia yang akan dihelat sejak tanggal 28 hingga 30 November 2025 mendatang, sampai Selasa (11/11/2025) petang sedikitnya 2000 jamaah jaulah telah bermukim di kawasan Kotabaru Lampung, Jati Agung, Lampung Selatan.
Mereka terdiri dari 1000 orang yang bertugas menyiapkan tenda di atas lahan sekitar 20 hektar dengan titik utama Masjid Al Hijrah, ratusan lainnya merupakan tim dzikir, dan petugas keamanan lokasi, serta petugas dapur umum.
Menurut penelusuran inilampung.com, sekitar 2000 jaulah yang telah bermukim di kawasan Kotabaru selama tiga bulan terakhir itu berasal dari berbagai kota di Indonesia. Mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, hingga beberapa wilayah di Pulau Jawa.
Saat ini, mereka mendiami beberapa bangunan yang dibangun sejak tahun 2012, diantaranyadi bangunan Gedung DPRD dan Kantor Gubernur. Sebagian lainnya berada di Masjid Al Hijrah.
Sementara pembuatan ribuan tenda terus dikerjakan. Yang diperkirakan akan menampung sekitar satu juta kaum jaulah. Bukan saja dari berbagai wilayah di Indonesia tetapi juga dari beberapa negara, seperti India, Pakistan, Afghanistan, Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, hingga kawasan Arab.
Beberapa fasilitas pendukung seperti MCK juga tengah dipersiapkan. Diantaranya tepat disamping pintu masuk bangunan Kantor Gubernur. Yang nantinya dikhususkan bagi para jaulah asal luar negeri.
Untuk ketersediaan air pun telah dilakukan pengeboran pada 20 titik dan pada beberapa posisi strategis disiapkan tower air ukuran besar yang ditempatkan di atas penopang dari rangkaian bambu.
Sepanjang jalan masuk utama ke Masjid Al Hijrah, telah berdiri tenda memanjang, menggunakan besi sebagai penopangnya. Sementara yang lain memakai bambu.
Rencananya, tenda dengan penopang besi yang konon menghabiskan dana sekitar Rp1,5 miliar itu diperuntukkan bagi para tokoh muslim asal Provinsi Lampung yang mengikuti kegiatan rutin dua tahunan kaum jaulah tersebut.
Sedangkan untuk penutup ribuan tenda berupa terpal khusus, sengaja dipesan kepada sebuah pabrik di Surabaya, Jawa Timur. Terpal khusus yang dibawa ke lokasi dengan dua kontainer itu konon dibeli dengan harga Rp4 miliar.
Hadirnya ribuan kaum jaulah itu diiringi dengan bertumbuhannya "warung dadakan". Setidaknya terdapat 12 tempat makan minum yang telah beroperasi sejak beberapa waktu lalu.
"Warung dadakan" ini menjadi solusi bagi para jaulah untuk memenuhi kebutuhan makan minumnya.
Belasan Warung Dadakan mulai melayani pembeli, calon peserta Ijtima yang datang dari berbagai provinsi (kgm/inilampung)
Menurut salah satu jaulah yang bertugas sebagai keamanan, pada saat ini baru 50 orang yang bertugas shif-shifan menjaga kawasan yang akan menjadi tempat acara Ijtima Akbar.
"Tapi nanti pada saat acara, sedikitnya 500 orang yang bertugas menjaga keamanan di areal acara. Itu baru dari internal, belum dari Kepolisian dan TNI," kata jaulah asal Sumatera Utara.
Sementara menurut beberapa jaulah lainnya, mulai akhir pekan ini ribuan jaulah akan memasuki kawasan Kotabaru untuk bersama-sama dengan sejawatnya mempersiapkan sarana prasarana demi lancar dan suksesnya acara akbar tersebut.
Guna mensukseskan acara para jaulah itu, Pemprov Lampung menyeriusi perbaikan jalan menuju Kotabaru. Selasa (11/11/2025) petang, beberapa truk silih berganti menurunkan material di sepanjang jalan sekitar 3 Km. Tumpukan material untuk memperlebar dan memuluskan jalan tampak berjejer di tepi jalan.
Bahkan jalan dua jalur di samping pos keamanan Satpol PP tengah dilakukan pengecoran. Kawasan Kotabaru kini menjadi terang benderang. Apalagi pada malam hari, penerangan listrik dari PLN telah menjalar di seluruh lokasi tempat acara.
Melihat kondisi di lapangan, persiapan menyambut acara Ijtima Akbar kaum jaulah dapat dibilang telah siap 80%.
Yang patut menjadi catatan: mereka hadir ke kawasan Kotabaru Lampung atas biaya sendiri, dan semua yang mengerjakan sarana prasarananya juga mereka sendiri tanpa mengharapkan bayaran apapun.
"Kami kaum jaulah ini rela mengorbankan apapun semata-mata demi mencari ridho Allah," tegas Mukhlis, jaulah asal Sumatera Utara yang telah 100 hari bermukim di bangunan Kantor Gubernur di Kotabaru. (kgm-1/inilampung)

