Kalau bukan mengantar anak tes masuk SMA Muhammadiyah Ahmad Dahlan (MuAD) Kota Metro Tahun Ajaran 2026, tentu saya tak singgah di Kampung Literasi di 16C Metro, Sabtu 22 November 2025.
Selesai wawancara, anak minta dibawa keliling kota Metro. Seperti biasa tujuan mampir ke rumah Solihin Utjok, ketua Dewan Kesenian Metro (DKM). Saya pun chat ke WA Solihin yang juga penyair Lampung.
Tapi saya terima kabar dari Adhiet, juga dari DKM, bahwa Solihin sedang menjadi juri baca puisi di Kampung Literasi. Ia kriim lokasi. Dipandu google map, aku tiba di lokasi. Peserta baru sekira 7 dari 25 yang mengikuti lomba baca puisi.
Lomba baca puisi bertajuk Festival Kampung Literasi ini ditaja Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Ronaa. Kegiatan ini rutin dihelat setiap tahun. PKB Ronaa diketuai Aka Fitrio Atmaja.
Meski tidak seluruhnya saya menyaksikan pembacaan puisi, namun sudah cukup kunikmati talenta para peserta. Para peserta membaca puisi yang disediakan oleh panitia, hanya satu puisi dari karya Taufiq Ismail. Judulnya “Membaca Tanda-Tanda”. Puisi ini sangat familiar, kerap dijadikan puisi wajib/pilihan dalam lomba. Selain “Beri Daku Sumba”.
Tiga juri: Ari Siswanto, Imam Susanto (kaos merah) dan Solihin Utjok (bertopi) menyimak pembacaan puisi dari Nurrohman S (SMANDA Metro).Tiga juri, tak asing di ranah seni di Kota Metro; Solihin Utjok, Imam Susanto, Ari Siswanto. Ketiganya tak diragukan kapabilitasnya.
Ditemani Adhiet yang sesekali mengambil gambar untuk dokumentasi, aku duduk di kursi yang disediakan panitia. Bersama Dzafirah Adeliaputri Isbedy, anak gadisku yang kerap tampil di sejumlah lomba baca puisi. Jadi Dzafirah pun tampak sangat menikmati.
Hingga bakda zuhur, saya pamit. Sisa 5 peserta yang belum tampil. Hasrat ingin sampai selesai lomba lalu mendengar juri mengumumkan pemenangnya. Tetap, anak gadisku harus kembali ke pondok di SMP MuAD Kota Metro. Sampai di gerbang pondok putri, aku menuju Bandar Lampung. Pukul 14.00 lebih sedikit sampai di rumah.
Penasaran, siapa pemenang Lomba Baca Puisi Festival Kampung Literasi 2025, saya minta pada Adhiet. Bukan hanya nama pemenang, diberi bonus foto juara pertama.
Inilah ketiga pemenang, yakni juara 1: Hernes Raflesia A. dari SMANDA Metro, juara 2: Mutiara Silviana (SMA At Tanwir Metro) dan juara 3: Nurrohman S. (SMANDA Metro).
Para peserta telah menunjukkan kemampuan dan khas masing-masing saat membacakan puisi “Membaca Tanda-Tanda” Taufiq Ismail. Kualitas di panggung hampir setara. Rata-rata memiliki vokal baik, itu modal pertama dalam membaca puisi. Olah vokalt tersebut jika terus dilatih (diasah), akan semakin menjadi kekuatan sebagai pembaca puisi. Apalagi ditambah penghayatan demi menguatkan penampilan. Tak kalah penting dalam membaca puisi adalah kreativitas di panggung. Itu saja. Selamat buat pemenang, juga untuk PKBM Ronaa, dan dewan juri.
