![]() |
| Di Bukit Pekon Napal, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus (ist/inilampung) |
INILAMPUNGCOM - Kegiatan penambangan besar-besaran di Pekon Napal, Kecamatan Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus, yang dilakukan PT Pandu Mulia telah dimulai.
Ditandai dengan dilakukannya peledakan pertama pada hari Rabu, 17 Desember 2025 pekan lalu. Hadir pada kegiatan tersebut perwakilan aparat keamanan -dari Polda Lampung maupun Polres Tanggamus- beberapa pejabat, dan tokoh masyarakat setempat.
Berapa banyak produksi perusahaan tambang yang disebut-sebut melibatkan Salim Group itu? Mengacu pada Surat Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal & PTSP Provinsi Lampung Nomor: 660/3429/A.0001901/V.16/2023 tanggal 14 Juni 2023, kegiatan penambangan batu andesit dengan kapasitas produksi 5 juta ton pertahun.
PT Pandu Mulia juga melakukan pengolahan batu, dan pembangunan serta pengoperasian terminal khusus yang berlokasi di Pekon Napal, Pekon Penyandingan, dan Pekon Paku, Kecamatan Kelumbayan.
Beberapa nelayan yang dihubungi inilampung.com Selasa (30/12/2025) pagi menyatakan, dampak penambangan oleh PT Pandu Mulia ini sangat luar biasa.
Maksudnya? "Sekarang ini banyak spesies ikan yang hilang. Terutama ikan layur, dan membuat banyak nelayan mengeluh," kata seorang nelayan yang keberatan ditulis namanya demi keamanan diri dan keluarganya.
Dijelaskan, sebelum hadirnya PT Pandu Mulia sejak tahun 2023 lalu, pernah ada perusahaan serupa yang berkegiatan di Pekon Umbar. Namun karena kuatnya penolakan masyarakat setempat, akhirnya perusahaan itu tutup dengan sendirinya.
Mengenai PT Pandu Mulia yang hadir di Pekon Napal sejak 2023, menurut penelusuran inilampung.com, memiliki perizinan yang lengkap dan diterbitkan oleh pemerintah pusat maupun daerah serta adanya persetujuan tertulis dari beberapa kepala pekon sekitar lokasi penambangan.
Selain itu, ada kompensasi sosial yang diberikan kepada masyarakat setempat. Meski menurut beberapa warga, hanya pihak-pihak tertentu saja yang menerimanya.
Diberitakan sebelumnya, aktivitas penambangan oleh PT Pandu Mulia menjadi sorotan publik setelah berhasil menyulap bukit hijau yang asri di tepi laut menjadi kawasan gundul, gersang, dan memprihatinkan.
Dikutip dari pantauan mataelang.com di lapangan hari Selasa (23/12/2025) lalu, menunjukkan kerusakan lingkungan yang kasat mata. Bukit yang dulunya menjadi benteng alam, kini luluh lantak dikeruk alat berat. Dampaknya tidak hanya berhenti di darat: material tambang dan kerusakan vegetasi diduga kuat telah mengancam biota laut di sekitarnya.
Bergerak aktifnya kegiatan penambangan batu PT Pandu Mulia membuat masyarakat Pekon Napal, Kelumbayan, banyak yang resah. Mengapa? Mereka masih ingat pada kejadian kelam beberapa tahun silam ketika banjir bandang dahsyat menerjang wilayah setempat.
Penggundulan bukit oleh PT Pandu Mulia dianggap sebagai langkah "bunuh diri" ekologis yang meningkatkan risiko bencana serupa.
Kalangan aktivis lingkungan juga menyesalkan sikap Pemprov Lampung yang seharusnya menjadikan tragedi masa lalu sebagai peringatan keras, justru membiarkan bukit-bukit penyangga air diratakan dengan dalih investasi dan penyerapan tenaga kerja. (zal/inilampung)


