![]() |
| Wakil Bupati Garut Putri Karlina bersama Polres Garut, TNI, serta manajemen PTPN I Regional 2 meninjau kebun teh Cisarunis di Desa Giriawas Garut Jawa Barat. Foto: Ist. |
INILAMPUNGCOM -- Maraknya pembabatan dan penjarahan pohon teh di kawasan Kebun Cisarunis, Kecamatan Cikajang, telah menjadi persoalan serius yang dihadapi PTPN I Regional 2 Kebun Cisarunis.
Menanggapi situasi yang mengancam keberlangsungan kebun serta berpotensi menimbulkan bencana ekologis tersebut, PTPN I Regional 2 menyampaikan apresiasi tinggi atas gerak cepat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut bersama Kepolisian Resor (Polres) Garut dalam menindaklanjuti kasus ini. Langkah sigap itu ditunjukkan melalui peninjauan lapangan dan rapat koordinasi yang dipimpin Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, pada Jumat (5/12/2025).
Kunjungan yang melibatkan Pemkab, Polres Garut, TNI, dan manajemen PTPN I Regional 2 tersebut menjadi bukti komitmen bersama untuk menjaga aset negara dan mencegah kerusakan lingkungan.
Kegiatan diawali dengan rapat di kantor perkebunan Cisaruni, Desa Giriawas. Manajer Perkebunan PTPN I, Adi Sukmawadi, melaporkan bahwa aksi penjarahan pohon teh semakin marak dan tersebar di sejumlah blok lahan.
Manajemen PTPN I Regional 2 mengapresiasi kehadiran aparat, terutama setelah Kasat Reskrim Polres Garut, AKP Joko Prihatin, memastikan bahwa sejumlah pelaku telah ditangkap dan sedang menjalani proses hukum.
Rapat tersebut juga dihadiri Kanit Tipidter Polres Garut, Camat Cikajang Riyana Tasripin, Kapolsek Cikajang AKP Patri Arsono, perwakilan Danramil Cikajang Serma Ladiyanto, serta jajaran pejabat perkebunan.
Setelah rapat, rombongan bergerak meninjau Blok Jengkot 5 Cisaat, Desa Cikandang, salah satu lokasi dengan kerusakan paling parah.
Di lapangan, PTPN I mencatat keluhan para pemetik teh yang khawatir kehilangan mata pencaharian jika penjarahan terus berlanjut. Mereka juga menyoroti potensi bencana ekologis, seperti banjir bandang dan berkurangnya sumber mata air akibat lahan yang semakin gundul.
Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, menyampaikan keprihatinannya melihat kondisi tersebut.
“Sebelumnya ini adalah kebun teh. Sekarang sudah gundul, dan saya khawatir akan terjadi bencana longsor dan banjir seperti yang terjadi di Sumatera,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa Pemkab Garut bersama PTPN I dan Polres Garut berkomitmen menangani persoalan ini secara serius.
PTPN I Regional 2 menyambut baik komitmen tersebut. Pemerintah daerah juga menegaskan kesiapan melakukan penghijauan kembali untuk mencegah potensi bencana.
Kasat Reskrim Polres Garut, AKP Joko Prihatin, menegaskan bahwa pihaknya siap memproses seluruh laporan terkait perusakan kebun teh.
“Kami menunggu laporan resmi dari PTPN. Hari ini kami hadir bersama Ibu Wakil Bupati untuk mengecek langsung kondisi lapangan. Sesuai SOP, semuanya akan kami tindak lanjuti,” katanya.
Pemkab Garut, PTPN I, dan aparat keamanan berkomitmen melakukan rehabilitasi lahan dan penegakan hukum secara menyeluruh agar kasus serupa tidak terulang serta memberikan rasa aman bagi karyawan dan pemetik teh di kawasan perkebunan. (mfn/rls)

