![]() |
Anggota Komisi VI DPR RI, Rieke Diah Pitaloka, dalam Aksi Penghijauan yang diselenggarakan PTPN I Regional 2 di kawasan Puncak, Cisarua, Bogor. Foto: Ist. |
INILAMPUNGCOM -- Program Tanam Sejuta Pohon yang dicanangkan PTPN I terus berlanjut. Anggota Komisi VI DPR RI, Rieke Diah Pitaloka, hadir dalam kegiatan Aksi Penghijauan yang diselenggarakan PTPN I Regional 2 di kawasan Puncak, Cisarua, Bogor. Ribuan bibit pohon ditanam bersama jajaran manajemen dan para aktivis lingkungan.
Dalam sambutannya, politisi PDI Perjuangan itu menegaskan bahwa PTPN harus menjadi contoh pelaku bisnis yang pro lingkungan.
Agenda Aksi Penghijauan ini merupakan kegiatan estafet PTPN I dalam rangka memenuhi target penanaman satu juta pohon yang telah dicanangkan. Secara berkala, setiap unit kerja melaksanakan aksi tanam pohon di berbagai lokasi, terutama kawasan kritis, dengan menggandeng berbagai pihak.
“Alhamdulillah, hari ini kita kedatangan tamu terhormat, Ibu Rieke Diah Pitaloka, Anggota DPR RI, yang bersama-sama menanam pohon dalam rangka melanjutkan Program Sejuta Pohon yang telah kita canangkan. Terima kasih atas kehadirannya yang menjadi penguat bagi manajemen PTPN I untuk terus menjalankan bisnis perkebunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” kata Direktur Hubungan Kelembagaan PTPN I, Tio Handoko, saat mendampingi Rieke Diah Pitaloka bersama Region Head PTPN I Regional 2, Desmanto.
Di hadapan ratusan aktivis lingkungan, Rieke Diah Pitaloka—yang akrab disapa Nyi Iroh—menyampaikan sambutan yang sarat filosofi Sunda dan kedekatan dengan alam. Ia mengawali dengan ungkapan syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, serta penghormatan kepada para karuhun atau leluhur, seraya menegaskan bahwa manusia Sunda memegang teguh hubungan dengan Tuhan, alam, dan sesama manusia.
“Sebagaimana ajaran Islam yang rahmatan lil alamin, kami memegang teguh nilai hablum minallah, hablum minal alam, dan hablum minannas. Dalam tradisi Sunda dikenal sebagai tritangtu. Dalam interaksi sosial, kami menjaga nilai silih asah, silih asih, dan silih asuh. Artinya, alam semesta ini dijaga sebagai sumber kehidupan yang hakiki,” ujarnya.
Rieke Diah Pitaloka mengapresiasi PTPN I yang terus menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak dalam menjalankan bisnis secara bijak dan berwawasan lingkungan. Menurutnya, alam boleh dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup, namun tidak boleh dirusak hingga mengganggu fungsi dasarnya.
“Bagi kami masyarakat Jawa Barat, alam adalah spiritualitas dan penuntun hidup. Ini adalah konteks yang tidak bisa dipisahkan,” tegasnya.
Berkaca pada bencana alam yang terjadi di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh, Rieke Diah Pitaloka mengajak semua pihak mengambil hikmah. Menjaga kelestarian alam, menurutnya, merupakan kewajiban bersama untuk mencegah bencana di masa depan.
“Persoalan lingkungan menjadi sangat penting. Kita sedang diuji, apakah memandang alam sebagai bagian dari kehidupan yang harus dijaga, atau sekadar objek yang dieksploitasi secara pragmatis,” katanya.
Ia berharap PTPN terus memperkuat sinergi dengan berbagai pihak. Dengan luas lahan sekitar 1,2 juta hektare yang dipercayakan negara, PTPN memiliki peran strategis dalam menjaga kelestarian lingkungan sekaligus mendorong pembangunan ekonomi.
“Bisnis yang dijalankan PTPN sebagai perusahaan negara harus menghasilkan keuntungan yang pro rakyat dan pro lingkungan dengan prinsip keberlanjutan. Ini sejalan dengan harapan Presiden Prabowo agar BUMN menjadi pilar ekonomi nasional,” pungkasnya.
Sementara itu, Tio Handoko menjelaskan bahwa Program Sejuta Pohon akan terus dilaksanakan secara berkelanjutan, tidak hanya untuk menjaga kelestarian alam, tetapi juga mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“Kegiatan hari ini merupakan bagian dari rangkaian besar Program Penanaman Satu Juta Pohon yang telah dimulai sejak November lalu. Esensinya adalah komitmen nyata PTPN I agar ekologi dan ekonomi berjalan selaras. Produksi perkebunan berkelanjutan kini menjadi prioritas utama korporasi,” ujar Tio. (mfn/rls)

