![]() |
Karyawan PTPN Group membantu anak-anak terdampak bencana di Pidiejaya Aceh Tamiang. Foto: Ist. |
INILAMPUNGCOM -- Terminal Pidiejaya di Aceh Tamiang tak lagi berfungsi. Sejak Selasa (16-12-25), Tim Relawan BUMN Peduli dari PTPN Group mendirikan beberapa tenda di beberapa sisi. Tenda Posko Dapur Umum, Tenda Posko Kesehatan, Tenda Logistik, dan Tenda Trauma Healing.
Puluhan relawan yang merupakan karyawan PTPN Group itu sibuk dengan tugas pelayanan. Namun, dari beberapa tenda itu, Posko Trauma Healing menjadi yang paling seru dan berisik.
Sesampai di lokasi bencana di Aceh Tamiang, relawan yang mendapat tugas di posko pemulihan kondisi psikologis itu berkeliling menyapa anak-anak dan remaja dengan penuh empati di lokasi-lokasi bencana. Perlahan, mereka mengajak bicara, mengobrol, dan merangkul secara psikologis. Lalu, anak-anak itu diajak berkumpul di posko sederhana yang telah disiapkan di Terminal.
Suara kakak-kakak relawan berinteraksi dengan anak-anak sangat terbuka. Dengan cara yang interaktif, anak-anak mulai menyambut sapaan dan pengkondisian emosional dengan meneriakkan berbagai slogan dan yel-yel penuh kesan semangat. Dari sekadar salam “Assalamualaikum! Selamat pagi! Semangat pagi! Luar biasa!”, mereka diminta meneriakkan kata-kata dengan energi terkuatnya.
“Kami harus menyamakan frekuensi dari semua anak-anak yang hadir ini supaya terlepas dari ketegangan. Suara yang keras meneriakkan kata-kata atau kalimat-kalimat optimistis akan menggugah kesadaran kita kepada suatu keadaan yang ingin kita capai,” kata Muhmmad Arraffi Megabella didampingi Hendrik Sastrawan relawan asal PTPN Group di Posko Trauma Healing, Kamis 18 Desember 2025.
Suasana ceria sehingga melepas ingatan dari trauma bencana tidak secepat itu terjadi. Rafi, sapaan akrab Muhammad Arrafi Megabella mengatakan, setiap relawan di posko ini melakukan penyisiran dari lokasi bencana, mengidentifikasi kecenderungan anak, dan melakukan pendekatan personal untuk mau bergabung. Demikian juga ketika sudah bergabung, satu persatu anak mendapat perhatian yang didlihat dari respons terhadap stimulus yang diberikan.
“Tidak mudah mengkondisikan mereka yang trauma. Menyanyi bersama dengan suara keras dan gestur tubuh gembira itu butuh waktu. Ada yang masih murung, ada yang llesu, ada yang mengantuk, ada yang jaim (jaga imej), ada juga yang masih malu-malu. Itu kami arahkan dengan sangat hati-hati,” kata dia.
Rafi mengatakan, untuk mengembalikan mental anak-anak pasca banjir, mengembalikan kecerian, semangat, dan mental anak diperlukan penaganan melalui berbagai perminan. Anak-anak, kata dia, butuh perlakuan lanjutan yang tidak monoton dan bisa mengisi kekosongan waktu secara lebih kreatif.
“Kami memberikan berbagi permainan diantaranya mengambar, permainan tradisonal dan bercerita tentang kisah yang membangkitkan semangat anak.”
Setelah selesai mengambar, misalnya, anak-anak diminta untuk menceritakan apa yang digambar. Para relawan juga mengarahkan anak-anak untuk menggambar hal-hal baik yang dirindukan ke depan. Seperti rumah yang bagus dengan pemandangan alam, gunung, matahari, dan tanaman yang subur dan menghasilkan buah yang bermanfaat.
Demikian juga dengan gambar lain yang menjadi cita-cita di masa dewasanya.
“Bukan melarang, tetapi kami mengarahkan apa yang mereka gambar, yang mereka ceritakan, dan yang mereka pikirkan adalah masa depan. Kami ingin mereka berangsur melupakan rasa dari kejadian yang menimpa sebelumnya,” tambah Rafi yang didamping beberapa relawan dari beberapa entitas di bawah PTPN Group.
Di Posko ini, anak-anak juga diberi makanan, minuman ringan, aneka alat bermain seperti boneka, dan alat peraga untuk mendukung cerita. Sambil bercanda dan berinteraksi dengan teman sebaya, mereka terlihat menikmati suasana dan merasa punya teman dan harapan untuk masa depan.
Amar anak laki-laki kelas 2 MIN Pidi Jaya, tinggal daerah dekat terminal, mengungkapkan sangat senang bisa bermain bersama teman lain di Posko Trauma Heling BUMN Peduli. Senada dengan Amar, beberapa anak yang datang dan bergabung di kelas Trauma Healing juga tampak menikmati suasana.
“Senang bisa bermain bersama teman-teman. Dapat makanan dan dapat hadiah juga. Terima kasih kakak-kakak,” kata Amar kepada para relawan yang meminta tanggapan dari Amar. Tampak, mata dari para relawan itu berkaca-kaca mendengar ucapan Amar yang terlihat tulus.
Sementara itu, Aina (25) Ibu muda yang mengantar anaknya ikut kegiatan di Posko Trauma Healing mengaku sangat terkesan. Secara pribadi, ia yang juga menjadi salah satu yang terdampak bencana alam ini juga tak mudah melupakan peristiwa yang menelan ratusan jiwa itu.
“Kami sampaikan terima kasih. Jangankan anak-anak, kami yang orang dewasa saja susah melupakan musibah yang menimpa kami. Terima kasih juga sudah memberi makanan, mengobati kami yanag sakit, dan mengajak bermain anak-anak. Setelah banjir ini, nggak ada tempat anak-anak bermain,” kata dia. (mfn/rls)

