#CERBUNG
#KOPI PAHIT
#SASTRA
Balada Seorang Narapidana (Bagian 199)
Oleh, Dalem Tehang BERPISAH dengan pak Hadi di selasar depan blok, aku kembali ke Blok B sedang pak Hadi ke Blok C. Mayoritas p...
#CERBUNG
#KOPI PAHIT
#SASTRA
Balada Seorang Narapidana (Bagian 198)
Oleh, Dalem Tehang SEUSAI makan dilanjutkan dengan apel siang, aku keluar kamar. Menonton siaran televisi sambil rebahan di g...
#CERBUNG
#KOPI PAHIT
#SASTRA
Balada Seorang Narapidana (Bagian 197)
Oleh, Dalem Tehang “ BIASANYA gitu sih, bang. Kalau ditanya kenapa, aku sendiri nggak bisa mastiin sebabnya. Tapi namanya rut...
#CERBUNG
#KOPI PAHIT
#SASTRA
Balada Seorang Narapidana (Bagian 196)
Oleh, Dalem Tehang “ KALAU menurut pak Anas, rejeki yang baik itu seperti apa?” tanyaku. “Jangan nurut aku ya, be. Kalau bicara...
#CERBUNG
#KOPI PAHIT
#SASTRA
Balada Seorang Narapidana (Bagian 195)
Oleh, Dalem Tehang “ TERIMAKASIH , Abah. Saya sepakat kita saling menghormati dan jangan saling ganggu. Saya minta, sebelum ka...
#CERBUNG
#KOPI PAHIT
#SASTRA
Balada Seorang Narapidana (Bagian 194)
Oleh, Dalem Tehang “ SORRY , Dika. Aku bercanda aja,” kataku buru-buru, seraya memeluk badannya. Anak muda berusia sekitar 2...
#CERBUNG
#KOPI PAHIT
#SASTRA
Balada Seorang Narapidana (Bagian 193)
Oleh, Dalem Tehang SEUSAI mandi dan berganti pakaian, aku menuju ke kamar 8. Bertandang kepada kawan-kawan yang pernah bebe...
#CERBUNG
#KOPI PAHIT
#SASTRA
Balada Seorang Narapidana (Bagian 192)
Oleh, Dalem Tehang RUDY berdiri di depan pintu kamar. Aku paham. Kopi dan mie rebus sudah siap dinikmati. Aku pun berpamitan ...
#CERBUNG
#KOPI PAHIT
#SASTRA
Balada Seorang Narapidana (Bagian 191)
Oleh, Dalem Tehang SETELAH mandi sore dan berganti pakaian, aku merebahkan kasur yang sebelumnya disandarkan ke tembok kamar. D...
#CERBUNG
#KOPI PAHIT
#SASTRA
Balada Seorang Narapidana (Bagian 190)
Oleh, Dalem Tehang KEASYIKANKU menggali informasi dari Udin menjadi terpotong ketika Rudy datang. Ia memberitahu, ada yang menc...