Cari Berita

Breaking News

Tarech Rasyi: Isbedy Memaknai Kepulangan

Dibaca : 0
 
INILAMPUNG
Selasa, 08 November 2022

INILANPUNG.COM, Palembang -- Isbedy Stiawan ZS coba mekaknai kepulangan dalam buku puisinya "Ketika Aku Pulang'" (2022).

Hal itu dinyatakan Dr. Tarech Rasyid dalam peluncuran, baca, dan bedah buku puisi karya Isbedy Stiawan ZS di aula Universitas IBA Palembang, Senin (7/11) petang.

Rektor UIBA itu adalah pembahas utama pada peluncuran yang ditaja BEM Fak. Hukum bekerja sama dengan Satupena Sumsel, dengan host sastrawan Anwar Putra Bayu. Hadir dalam kesempatan itu di antaranya J.J. Polong, Toton Dai Permana, Maspril Aries, Anto Narasoma, dan lain-lain.

Dikatakan Tarech, pulang dalam buku puisi ini adalah pulang itu adalah kepergian dari suatu situasi ke situasi lain yang berbeda.

"Artinya setiap manusia bisa sebagai aku yang berada di dunia itu meninggalkan jejak-jejak. Nah, Isbedy coba memaknai tempat kelahiran bernama Rawa Subur sebagai ruang. Dimana aku berada di ruang kekinian sekaligus masa lalu. Sebab masa lalu bisa dilihat ketika ia pulang," ungkap Tarech 

Dilanjutkan, puisi-puisi Isbedy di buku ini bisa dimaknai sebagai pulang yang punya makna substantif. 

"Pada usia 60-an tahun, Isbedy merefleksi jejak-jejak masa lalu. Baik lingkungan maupun objek-objek lain sebagai kerinduan. Dan itu didapati ketika ia pulang," imbuhnya.

Sementara penyair J.J. Polong mengatakan, puisi-puisi Isbedy adalah sebuah realitas yang dihadapi penyair baik pengalalan batin maupun indrawi sudah bercampur.

"Kalau kita lihat Rawa Subur, itu tidak hanya sekadar lanskap atau sebuah dataran, hamparan dan lain sebagainya. Tetapi Rawa Subur sebagai realitas batin."

Maka dalam konteks itu, lanjut dosen Universitas Sriwijaya itu, adalah proses panjang dari kehidupan seorang Isbedy. (zal/bdy/inilampung)

LIPSUS